Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Bukan Kewajiban, UKBI Punya Sejumlah Keunggulan

Masyarakat dapat memanfatkan UKBI untuk memetakan kemahiran berbahasa Indonesia, terutama dalam kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Meski ujian ini bukan menjadi kewajiban untuk diikuti, banyak manfaat dan keunggulan yang bisa diperoleh.

Sebab, skor dan predikat dalam sertifikat UKBI dapat menjadi landasan dalam pemetaan, penapisan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia di berbagai bidang kerja dan jenjang pendidikan.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, M Abdul Khak, mengibaratkan polisi yang menguji orang untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM), sedangkan Badan Bahasa menguji kemahiran berbahasa seseorang melalui UKBI untuk mendapatkan sertifikat.

“Kami hanya memperkenalkan, ini manfaatnya buat profesional atau lembaga, yang mewajibkan itu lembaga yang bersangkutan. Jadi, pihak lain yang mewajibkan, bukan kami,” kata Abdul Khak dalam Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia, Kamis (29/2/2024) di Jakarta.

Badan Bahasa mengeklaim bahwa UKBI Adaptif Merdeka memiliki tiga keunggulan. Pertama, menguji kemahiran berbahasa dengan tingkat presisi yang tinggi.

Kedua, dapat mengukur berbagai jenjang kemahiran dari yang terendah hingga tertinggi lintas waktu dan tempat.

Standar kemahiran berbahasa Indonesia diukur dengan UKBI yang terdiri dari tujuh peringkat dan predikat sebagai berikut:

  1. Istimewa (Skor: 725—800)
  2. Sangat Unggul (Skor: 641—724)
  3. Unggul (Skor: 578—640)
  4. Madya (Skor: 482—577)
  5. Semenjana (Skor: 405—481)
  6. Marginal (Skor: 326—404)
  7. Terbatas (Skor: 251—325)

Keunggulan ketiga, jumlah soal berbeda untuk setiap peserta uji. Hal ini bergantung pada estimasi kemampuan peserta uji. Waktu uji relatif untuk setiap peserta sehingga lebih efisien.

“Versi adaptif ini sistem pengujiannya sudah efektif karena dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Jadwal kami sehari ada lima sesi uji, peserta boleh memilih di sesi yang mana. Itu dari sisi fleksibiltas,” ujar Abdul Khak.

“Alat uji juga bisa mendeteksi di awal uji kalau peserta menunjukkan hasil yang bagus, dia akan terus diberi soal yang lebih sulit sehingga yang bersangkutan akan mendapatkan banyak soal dan prediksi nilainya bagus. Sebaliknya, orang yang di awal nilainya tidak bagus, alat uji akan memprediksi bahwa kemampuannya hanya sampai di situ, dan yang bersangkutan akan dihentikan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional UKBI, Elvi Suzanti, menuturkan bahwa sejak diluncurkan tahun 2021, UKBI Adaptif Merdeka mengelami sejumlah pengembangan dan inovasi.

Pada 2022, calon peserta bisa melakukan simulasi sebelum menjalani UKBI yang sesungguhnya. Kemudian, pada 2023 tersedia Tes Diskret dan Interkoneksi Simponi.

“Setelah 2021, ada simulasi untuk masyarakat yang ingin berlatih untuk ujian sesungguhnya. Ada juga Tes Diskret diskret. Karena ini murni berbasis internet, pasti koneksinya berbeda di tiap tempat. Misalnya ada kendala di satu sesi, bisa mengulang di sesi yang besangkutan,” ucap Elvi.

Selanjutnya, Badan Bahasa akan menyediakan UKBI bagi Sahabat Tuli. Layanan ini sedang dikaji dan dikembangkan dengan mempertimbangkan sejumlah fasilitas dan fitur tambahan. Menurut rencana, layanan tersebut bisa dimanfaatkan pada tahun 2024-2025.

“Harapannya, sahabat tuli bisa memanfaatkan UKBI sebagai alat pengukur kemahiran berbahsa mereka. Itu akan kami kaji terlebih dahulu tahun ini karena akan menggunakan video dengan bahasa isyarat. Mudah-mudahan tahun 2025 bisa digunakan,” tuturnya.

Sampai dengan tahun 2023, UKBI Adaptif Merdeka telah diujikan kepada 654.886 peserta yang terdiri atas berbagai karakteristik penutur bahasa Indonesia, di antaranya pelajar, mahasiswa, kalangan profesional, pejabat fungsional, pejabat struktural, dan warga negara asing.

Adapun dalam Diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia kali ini, terdapat 1.000 peserta yang hadir secara daring dan 60 orang secara tatap muka. Para peserta merupakan pemangku kepentingan yang berkaitan erat dengan pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka di seluruh Indonesia.

Selain itu, dalam diseminasi ini juga diluncurkan buku Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Tahun 2023 yang berisi informasi kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur di 31 provinsi.

Secara terperinci, yaitu informasi tentang jumlah peserta uji, karakteristik profesi peserta uji, hasil kemahiran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, serta rekomendasi yang diajukan dalam kaitannya dengan hasil kemahiran berbahasa Indonesia.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/03/01/164500371/meski-bukan-kewajiban-ukbi-punya-sejumlah-keunggulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke