Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tim Vokasi USD Inovasi Kursi Roda Cerdas dengan Perintah Gelombang Otak

KOMPAS.com - Tim hibah Matching Fund Fakultas Vokasi Universitas Sanata Dharma (USD) bekerjasama dengan PT. Helber Elektronika Indonesia, berhasil mengembangkan kursi roda cerdas.

Dengan penggunaan teknologi BCI (brain computer interface), inovasi kursi roda ini bisa menjadi alternatif bagi pasien stroke yang lumpuh untuk bisa beraktivitas.

Menurut Ignatius Deradjad Pranowo, S.S., M.Eng., mewakili tim Fakultas Vokasi USD, prototipe kursi roda berbasis pengolahan sinyal otak (Mindwave) ini diintegrasikan dengan sensor MPU6050, ultrasonik, GPS, dan IoT (Internet of Things).

Adapun sensor MPU6050 (kombinasi accelerometer dan gyroscope) digunakan untuk mendeteksi pergerakan kepala, yang diintegrasikan dengan sinyal atensi dari Mindwave.

Tentunya untuk merespon keinginan pengguna dalam mengendalikan kursi roda, termasuk dalam mengubah arah dan kecepatan.

Sensor ultrasonik digunakan untuk menghindari rintangan dan mengukur jarak dari objek di sekitar kursi roda.

"Integrasi GPS pada aplikasi ini untuk memberikan informasi tentang lokasi kursi roda dan pengguna, serta trek lintasan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/11/2023).

Bisa berinteraksi dengan sistem lain

Sedang integrasi IoT digunakan untuk membuat kursi roda terhubung ke jaringan internet dan berinteraksi dengan sistem lain, seperti perangkat mobile atau sistem perawatan medis.

"Ini memungkinkan pengiriman data real time, pemantauan jarak jauh, dan penyampaian informasi yang penting," imbuh Deradjad.

Dikatakan, melalui integrasi teknologi tersebut, seorang penderita stroke juga akan sangat terbantu untuk mendapatkan bantuan atau pertolongan dari tenaga medis jika diperlukan.

"Melalui koneksi IoT, informasi seperti lokasi, kondisi fisik pengguna, dan pergerakan kursi roda dapat dikirimkan kepada perawat atau tenaga medis. Ini memungkinkan pemantauan jarak jauh dan intervensi cepat jika diperlukan," jelas dia.

Berkat hibah Matching Fund Vokasi ini, baik insan PT maupun mitra industri dapat saling melengkapi dan mewujudkan hilirisasi hasil inovasi penelitian, sehingga hasil riset tidak berhenti hanya sebagai prototipe.

Selain itu, bagi penderita stroke yang lumpuh, teknologi ini akan dapat meningkatkan kemandirian mereka khususnya dalam hal mobilitas.

Serta memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa bantuan eksternal yang terlalu banyak.

Masih butuh pengembangan

Meski begitu, teknologi yang banyak memberi dampak postif ini tentunya masih membutuhkan pengembangan dan dukungan lebih jauh.

Khususnya jika akan dikembangkan menjadi produksi massal yang bisa digunakan untuk membantu lebih banyak penderita stroke. Perbandingan cost-benefit tentu menjadi pertimbangan.

Biaya produksi yang muncul dari pengembangan kursi roda (bahan baku, teknologi, pengujian, perijinan, dan pemasaran) memang relatif cukup besar.
Namun jika disandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk inovasi ini, yang meliputi:

"Maka efek manfaatnya bisa dikatakan sebanding bahkan melampaui biaya sumber daya yang telah digunakan," tandas Deradjad.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/13/153802471/tim-vokasi-usd-inovasi-kursi-roda-cerdas-dengan-perintah-gelombang-otak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke