Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Uswah, Anak Buruh Serabutan Bisa Dapat Beasiswa S1 dan S2

KOMPAS.com - Tak pantang menyerah, itu menggambarkan perjalanan Siti Uswatun Khasanah.

Alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 dan S2.

Uswah biasa dia disapa mendapatkan dua beasiswa cukup menarik dan bisa menjadi contoh.

Pada saat kuliah S1, Uswah mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Hal itu mengantarkannya lulus dari UM Surabaya dengan IPK cumlaude.

Perempuan asal Bojonegoro ini juga menjadi wisudawan terbaik peraih prestasi non-akademik pada 2018.

Uswah merupakan anak pertama dari pasangan Sahal dan Kasmidah.

Ayahnya adalah buruh serabutan yang tidak tamat SD sekaligus pencari rumput setiap harinya. Sementara ibunya Kasmidah adalah ibu rumah tangga yang hanya lulus SD.

Menurut dia, hidup yang serba pas-pasan mengajarinya akan banyak hal.

"Saya masih ingat betul ketika kelas 2 SMP saya sering dipanggil oleh guru karena belum bisa membayar LKS. Saya juga masih ingat, ketika saya jadi anak yang paling terakhir yang baru bisa membayar kaos olahraga kala itu," ujar Uswah dilansir dari laman UM Surabaya.

Dia mengaku, sejak masuk SMP bapaknya divonis diabetes, sehingga tidak bisa bekerja serabutan setiap harinya.

Alhasil, ibunya yang menggantikan bekerja serabutan di sawah orang.

Uswah bukan termasuk anak yang pandai di kelasnya, bahkan saat SMP hanya ranking 14.

Setelah lulus dari SMP, Uswah hampir putus sekolah karena kendala biaya, tapi melihat keinginan yang kuat dari anaknya, bapaknya mencarikan sekolah.

Uswah melanjutkan sekolah di MA Muhammadiyah 2 Banjaranyar, sekolah yang pembayarannya bisa dibayar setiap 6 bulan, kadang bisa satu tahun.

"Karena kuatnya saya ingin sekolah, bapak mencarikan saya sekolah kesana kemari. Alhamdulillah waktu itu sekolahnya bayarnya bisa dihutang, jadi bayarnya nunggu pas bapak ada panen di sawah," ucap dia.

Agar bisa bersekolah, Uswah harus menempuh jarak 12 kilometer (km) setiap harinya dengan sepeda ontel.

Di sekolah itu, dia berusaha menjadi yang terbaik di kelas. Selama tiga tahun, dia menduduki peringkat 2 di kelas dari 32 siswa.

Dia juga beberapa kali memenangkan kejuaraan kepenulisan dari tingkat Kabupaten hingga Provinsi. Keaktifannya dalam mengikuti lomba berbuah manis, karena mendapat potongan untuk pembayaran SPP.

Setelah selesai mengikuti Ujian Nasional (UN), Uswah sempat tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Bojonegoro selama dua bulan.

Uswah mengikuti les agar bisa lolos tes masuk perguruan tinggi. Di panti asuhan itu, ia juga belajar banyak hal mulai dari membuat tempe, memerah susu sapi dan keliling jualan tempe.

"Setelah beberapa kali mendaftar, terakhir saya mendaftar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, saya masih ingat waktu itu biaya daftarnya Rp 350.000, untuk bisa membayar biaya tes kala itu bapak menjual seluruh ayamnya yang ada di kandang," ungkap dia.

Sementara untuk biaya berangkat ke Surabaya, ayahnya menjual persediaan gabah yang ada di rumahnya.

Uswah mengku meski bapak dan ibunya putus sekolah, keduanya punya kesadaran yang tinggi akan pendidikan. Menurut bapaknya peninggalan terbaik untuk seorang anak adalah ilmu pengetahuan.

Selama menjadi mahasiswa di UM Surabaya, Uswah aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan selama tiga tahun.

Selain itu, dia juga aktif sebagai jurnalis kampus, saat menjadi mahasiswa pernah dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tahun 2017.

Uswah juga aktif mengikuti lomba penulisan puisi dan cerpen di tingkat nasional, beberapa cerpen yang dibuatnya telah memenangkan kejuaraan.

Kesukaanya pada dunia tulis menulis mengantarkannya untuk menulis beberapa buku, di antaranya Merawat Luka (2018), Sajak Rindu (2019), dan Sebelas Purnama (2020) yang telah tercetak ratusan eksemplar yang hingga hari ini bisa dibeli pada marketplace online.

Tips Meraih Beasiswa S1 dan S2

Saat ini, Uswah diterima sebagai mahasiswa Pascasarjana di Universitas Airlangga (Unair) Prodi Kajian Sastra dan Budaya dengan bantuan Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud.

"Setiap orang memiliki waktunya masing-masing, dulu setelah lulus langsung kerja jadi guru di sekolah dasar selama tiga tahun, setelah bapak meninggal, saya pindah bekerja sebagai seorang jurnalis. Alhamdulillah takdirnya bersekolah lagi di tahun ini," jelas dia.

Uswah membagikan tips belajarnya. Sejak di bangku SMA, dia memiliki mimpi berkuliah, hal itu membuatnya sering meminjam buku perpustakaan untuk dibawa pulang.

Menurut dia, setiap orang penting sekali memiliki kesadaran dalam menumbuhkan habit membaca, dengan membaca akan menambah wawasan, ketika memiliki wawasan akan memiliki cara pandang yang luas dan bijak dalam menyikapi setiap persoalan.

Cara belajar yang kedua adalah menulis. Dia menyatakan, sejak di bangku SMA pula, apa yang disampaikan gurunya selalu dicatat kembali dalam sebuah buku. Mencatat menjadi hal yang penting karena menurut Uswah ingatan manusia sangat terbatas.

"Dulu ketika masih sekolah dan kuliah S1 ketika saya membaca buku yang sulit dipahami, setelah selesai membaca, saya mencoba menarasikan ulang apa yang telah saya baca ke dalam sebuah tulisan, jadi akhirnya saya mudah ingat," ungkapnya.

Untuk mendapatkan beasiswa, kata dia, kuncinya harus sering berlatih. Lalu pahami polanya dan sering-sering melaukan riset pengalaman orang lain, baik itu secara langsung atau online lewat YouTube.

Jika kamu masih SMA atau S1 perbanyak kegiatan organisasi dan prestasi, baik akademik maupun non-akademik, karena hal tersebut sangat membantu dalam penulisan esay dan wawancara.

"Saya menyakini selain usaha dan sebagainya, ada hal yang tidak boleh kita tinggalkan saat kita akan meraih sesuatu yakni ridho dan doa orangtua," pungkasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/10/22/175454171/cerita-uswah-anak-buruh-serabutan-bisa-dapat-beasiswa-s1-dan-s2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke