Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Peringkat PISA India, Negara yang Berhasil Mendarat di Bulan

Kemudian susul menyusul para ahli meramalkan ketertinggalan Indonesia beratus-ratus tahun lebih lama lagi.

Sebagian besar asumsi itu dibangun di atas hasil tes PISA yang saat ini menjadi barometer ukuran kemajuan pendidikan menengah suatu negara.

Saya katakan asumsi, karena alat ukur yang dipakai hanyalah PISA. Apakah pendidikan kita dikatakan berhasil jika nilai siswa kita di PISA begitu mengesankan?

Sudah lama tradisi emas para siswa Indonesia di Olimpiade matematika dan fisika. Sejak 1993, prestasi siswa-siswa kita begitu menggagumkan.

Namun saya jarang mendengarkan asumsi positif yang dibangun berdasarkan prestasi membanggakan para siswa kita di ajang penuh gengsi tersebut.

Misalnya, mengapa tidak ada ahli pendidikan yang mengatakan bahwa berdasarkan tradisi perolehan medali di olimpiade fisika, Indonesia lebih maju 50 tahun, misalnya, dibanding siswa negara lain.

Mengapa hanya nilai-nilai PISA yang ditonjolkan dan betulkah sebegitu bodohnya siswa –siswa Indonesia sampai pendidikan kita dicap tergolong terendah, buruk, belum maju dan lain sebagainya?

Ada sekitar 44 juta siswa yang berumur 15 tahun atau sekitar 70 persen siswa sekolah menengah di Indonesia. Namun, mereka hanya diwakili beberapa ribu siswa setiap kali tes PISA.

Apakah sampel tersebut menggambarkan semua siswa Indonesia? Bagaimana dengan soal-soal yang dibuat, apakah sesuai dengan karakteristik sekolah-sekolah kita?

Bagaimana jika pada tes PISA pesertanya dari sekolah internasional di Indonesia saja? Kalau hasilnya lebih tinggi, maka dapat ditarik keseimpulan bahwa tes itu memang hanya cocok diikuti negara-negara OECD, bukan negara berkembang.

Indonesia sudah mengikuti tes PISA sebanyak delapan kali sampai 2022, sejak diadakan pertama kali pada 2000.

Hasilnya relatif sama, negara-negara yang duduk di peringkat satu sampai 20 selalu berganti-ganti dari negara "yang itu-itu saja", meskipun ada kejutan dari China dan Vietnam.

Namun, rangking China juga banjir kritik karena hanya mengikutkan sekolah–sekolah di wilayah di daerah makmur.

India adalah paradoks. Negara yang baru saja mendaratkan misinya di kutub selatan Bulan ini, hanya satu kali mengikuti tes PISA pada 2009.

India tidak terima peringkat negaranya ada di kedua terbawah. India mengklaim tes PISA sarat diskiriminasi di mana tes itu tidak mewakili model pendidikan India dan sangat Eropa.

Bahkan pada 2018, India menunda keikutsertaanya setelah sebelumnya India menyatakan akan ikut tes pada 2022.

India beralasan bahwa model pembelajaran daring saat pandemi Covid-19 membuat performa para siswanya tidak akan maksimal nantinya pada tes tersebut.

Apakah kemudian hasil tes PISA siswa-siswa India pada 2009 yang duduk di peringkat dua terbawah membuktikan bahwa India negara terbelakang di bidang pendidikan?

Sama sekali tidak. Bahkan pekerja-pekerja IT dan para CEO start up kelas dunia didominasi orang India. Begitu juga profesi dokter di Amerika banyak diisi oleh orang India.

Dengan kenyataan itu, apakah masih penting rangking PISA? India mengambil jalannya sendiri.

Mereka sudah diperhitungkan dunia dalam bidang teknologi dan saat ini ikut meramaikan pertarungan teknologi menaklukan ruang angkasa dengan negara-negara besar di Dunia.

Sementara kita masih sibuk mencari-cari dan berasumsi ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara OECD akibat rangking PISA yang tidak naik-naik, bahkan fluktuatif di peringkat bawah.

Sebaiknya Indonesia tidak terlalu fokus pada hasil PISA sebagai bahan pertimbangan utama pembangunan pendidikan, bahkan mengganti kurikulum.

Sudah 23 tahun kita berkoloborasi di tes ini. Mungkin kita perlu mencontoh sikap keras India yang pada 2009 tersinggung dengan penempatan rangking dan pada 2022 memutukan tidak ikut.

India nampaknya tidak terlalu menghabiskan energi mengurusi segala label peringkat pendidikan yang dicantumkan lembaga internasional.

Biarkan bukti yang berbicara. Tes PISA harusnya hanya salah satu indikator kecil wajah pendidikan kita di dunia internasional.

Saya yakin, begitu kita bisa melucurkan wahana ke Bulan, maka posisi pendidikan kita akan diakui secara internasional.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/10/06/130250871/melihat-peringkat-pisa-india-negara-yang-berhasil-mendarat-di-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke