Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Mahasiswa Disabilitas UGM, Lulus Kuliah Hukum dengan IPK 3,75

KOMPAS.com - Alexander Farrel Rasendriyo Haryono (22) merupakan salah satu lulusan sarjana UGM yang diwisuda di Graha Sabha Pramana UGM, pada Kamis (24/8/2023).

Di tengah suasana wisuda, Farrel masih duduk di kursinya. Dia ditemani kedua temannya sedang menunggu kedua orangtuanya turun dari anak tangga balkon untuk menjemputnya.

Tak lama kemudian, Ibu dari Farrel, Emil Tri Ratnasari (48) datang menghampiri anaknya. Lalu menuntun anaknya sambil berpose sebentar untuk mengabadikan foto membelakangi panggung wisuda.

Sosok Farrel merupakan luar biasa. Karena dia lulus dengan IPK 3,75 bersama ribuan lulusan sarjana UGM lainnya.

Meski memiliki keterbatasan pada indera penglihatan, tapi tidak mengalahkan semangat Farrel untuk lulus tepat waktu di Fakultas Hukum selama empat tahun.

"Saya senang sekali bisa selesai tepat waktu," kata pria yang merupakan anak sulung dari tiga saudara ini, seperti dilansir laman UGM, Jumat (25/8/2023).

Farrel mengaku, dia tidak mengalami banyak kendala selama mengikuti perkuliahan, karena para dosen selalu mengirim soft file saat kuliah daring.

Kemudian, saat berlanjut kuliah tatap muka, dia selalu rajin mencatat apa yang disampaikan dosen di depan kelas.

"Kebetulan dosen-dosen selalu membagi materi pembelajaran. Selama kuliah, saya mencatat," ungkap dia.

Saat ujian, kata Farrel, dia ditempatkan dalam ruangan khusus.

Melalui sebuah aplikasi khusus, dia bisa mengetahui soal-soal ujian yang ditanyakan, selanjutnya mengerjakan jawabannya dengan cara mengetik di laptop.

Begitu dengan pengerjaan tugas skripsi. Farrel melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya, seperti riset dan wawancara langsung dengan responden.

"Sama dengan mahasiswa yang lain, saya menulis, riset, dan wawancara," jelas dia.

Adapun tema skripsi yang dipilih Farrel berkenaan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.

"Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel. Sebab secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan non difabel," tutur dia.

Mobilitas kuliah selama 4 tahun di UGM

Ketika ditanya mobilitas kuliah selama 4 tahun di UGM, dia bersyukur banyak dibantu oleh rekan kuliahnya.

Dari rumah, dia memesan ojek daring untuk berangkat ke kampus. Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.

"Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput. Lalu saya diantar ke kelas. Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar," kenang Farrel.

Sang Ibu Farrel, Emil Tri Ratnasari mengaku senang dan bangga anak sulungya berhasil menyandang gelar sarjana.

Selama prosesi wisuda, dia menangis haru saat melihat Farrel dari kejauhan menerima ijazah.

"Aduh, mewek terus di atas (balkon). Pokoknya bangga. Perjuangannya sungguh luar biasa, semoga sukses terus kedepannya," harap Emil.

Emil bercerita, sejak kecil Farrel termasuk anak yang rajin belajar dan tidak suka mengeluh.

Selalu memiliki tekad kuat untuk memiliki impian yang sama dengan temannya yang normal.

"Dari kecil tidak mengeluh. Pokoknya ia selalu ingin sama dengan temannya," tegas dia.

Usai menyandang gelar Sarjana Hukum, Farrel memiliki rencana untuk melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesinya di bidang hukum, apalagi dia memiliki ketertarikan pada hukum pajak.

"Setelah ini, saya mau lamar kerja dulu, mungkin 2-3 tahun lagi mau daftar pendidikan S2," tukas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/08/25/110854671/kisah-mahasiswa-disabilitas-ugm-lulus-kuliah-hukum-dengan-ipk-375

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke