Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Kasus Bocah 4 Tahun Lompat dari Lantai 26 Pakai Payung

Diberitakan bahwa bocah tersebut melompat setelah menyaksikan film kartun “Tom and Jerry”.

Kejadian ini sebenarnya terjadi pada 26 Mei 2023. Saat kejadian itu terjadi, bocah tersebut sedang tidak diawasi oleh orang dewasa.

Sang bocah hanya tinggal bersama nenek dan saudaranya. Saat kejadian terjadi, si nenek sedang keluar menjemput saudara perempuannya.

Syukur, bocah tersebut tidak sampai meninggal dunia. Ia mengalami patah tulang, karena saat jatuh, sang bocah menimpa pohon rimbun terlebih dahulu sebelum membentur tanah. Saat ini diberitakan si bocah dalam kondisi stabil.

Warganet memberi beragam respons terkait berita ini. Secara umum warganet berpendapat bahwa ini bisa terjadi karena kurangnya pengawasan.

Saya sependapat dengan itu. Apapun film dan tanyangan yang ditonton, sebenarnya respons penonton dapat “dikendalikan” dengan filter.

Bagi penonton dewasa, pengalaman, pengetahuan, dan kedewasan pribadi adalah filternya.

Bagi penonton anak-anak, filter ada pada pengasuh atau pendamping. Pengasuh atau pendamping anak perlu memberi makna, penjelasan, dan menginterpretasikan secara tepat apapun yang anak-anak saksikan, bahkan jika itu dianggap tontonan untuk anak kecil.

Di psikologi dijelaskan bahwa anak usia 4 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif praoperasional.

Berdasarkan Jean Piaget, pencetus teori tahap perkembangan kognitif, pada tahap praoperasional anak mulai kaya akan imajinasi, tetapi belum mampu berpikir secara abstrak dan beripikir kausalitas.

Pada tahap praoperasional di kepala anak banyak imajinasi yang menarik bagi dirinya, tetapi mereka akan sulit menjelaskan apa yang mereka imajinasikan, apa kaitan antarimajinasi, dan apa dampak yang akan terjadi apabila imajinasi tersebut direalisasikan.

Bagi si bocah dari Hunan ini, flm kartun “Tom and Jerry” adalah sumber imajinasi menarik. Saat menonton film kartun ia akan ditarik ke dunia kartun yang ia tonton.

Ia ingin menempatkan diri sebagai tokoh film kartun tersebut. Ia berpikir bahwa akan sangat menyenangkan jika ia bisa melakukan apa yang si tokoh film kartun lakukan.

Si bocah belum tahu apa dampak dari imajinasinya. Ia juga akan kesulitan untuk menjelaskan apa maksud dan latar belakang kemunculan imajinasinya. Di titik inilah pengasuh dan pendamping berperan penting.

Pengasuh dan pendamping anak praoperasional perlu memberi makna dan penjelasan pada setiap stimulus (termasuk tayangan) yang diperoleh anak dengan tepat.

Makna adalah pagar pembatas dan sabuk pengaman bagi anak. Bukan imajinasi anak yang dibatasi, tetapi perilaku anak, yang merupakan ekspresi dari imajinasilah yang perlu dibatasi.

Belajar dari kasus ini, kita perlu mendampingi anak-anak dengan tepat, dengan memberi makna dan penjelasan yang tepat.

Anak perlu didukung untuk berimajinasi seluas mungkin, tetapi orang dewasa mendampingi saat si anak mengekspresikan imajinasinya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/06/01/070000971/belajar-dari-kasus-bocah-4-tahun-lompat-dari-lantai-26-pakai-payung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke