Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mutu Pendidikan dan Merdeka Belajar: Suara dari NTT

Terlepas dari upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan pendidikan melalui program “Merdeka Belajar”, tantangan dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa di daerah terpencil tetap ada.

Sebuah studi kasus sekolah menengah kejuruan di NTT menunjukkan rendahnya tingkat kemelekan dan kecakapan bahasa Inggris di kalangan siswa, meskipun telah mempelajari mata pelajaran tersebut selama lebih dari empat tahun.

Masalah ini dapat dikaitkan dengan kurangnya inovasi guru, motivasi yang rendah, dan fasilitas yang tidak memadai.

Karena negara berusaha untuk menyediakan pendidikan yang adil bagi semua, sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan menerapkan solusi efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertinggal.

Esei kecil ini mencoba menggali persoalan mutu pendidikan di daerah tertinggal, khususnya dalam konteks sekolah menengah kejuruan di NTT.

Kami akan membahas berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan, seperti kinerja guru, fasilitas, dan motivasi, serta mengusulkan solusi potensial untuk mengatasi masalah ini.

Kesenjangan Literasi

Menurut penelitian terbaru, terdapat kesenjangan literasi yang signifikan dalam kecakapan bahasa Inggris di antara siswa sekolah menengah kejuruan di NTT, meskipun faktanya siswa telah mempelajari bahasa tersebut selama lebih dari empat tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah mendasar dengan kualitas pendidikan yang terselenggara di sekolah-sekolah tersebut.

Salah satu faktor utama penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kinerja guru. Guru memainkan peran penting dalam hasil belajar siswa. Pelatihan yang tidak memadai, kurangnya dukungan, dan motivasi rendah di kalangan guru dapat berdampak signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa.

Sejumlah hasil penelitian lain menunjukkan bahwa banyak guru sekolah menengah kejuruan di NTT tidak memiliki kualifikasi dan pelatihan untuk mengajar bahasa Inggris secara efektif yang merupakan keterampilan penting dalam ekonomi global saat ini.

Selain kinerja guru, fasilitas dan sumber daya juga merupakan komponen penting pada ranah peningkatan kualitas pendidikan.

Banyak sekolah menengah kejuruan di NTT kekurangan fasilitas dasar seperti perpustakaan, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Dampaknya signifikan terhadap kemampuan siswa untuk belajar dan terlibat dengan materi.

Kurangnya sumber daya ini sering diperparah oleh kurangnya inovasi dan kreativitas di kalangan guru, yang mungkin kesulitan menemukan alternatif untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi tanpa sumber daya yang diperlukan.

Pendidikan rendah motivasi

Belum lagi bicara soal motivasi. Sejumlah studi memperlihatkan bahwa motivasi siswa merupakan faktor penting dalam kualitas pendidikan.

Dalam banyak kasus, siswa di daerah terbelakang mungkin kekurangan motivasi yang diperlukan untuk terlibat dengan materi atau merasa memiliki pembelajaran mereka sendiri.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti status sosial ekonomi yang rendah, kurangnya dukungan orangtua, atau perasaan putus asa mengenai prospek masa depan mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan multi-aspek yang melibatkan manajemen sekolah dan pengawasan pemerintah.

Salah satu solusi potensial adalah meningkatkan pelatihan dan dukungan guru. Hal ini dapat mencakup penyediaan lokakarya rutin dan sesi pelatihan, serta bimbingan dan pembinaan untuk membantu guru meningkatkan kinerja mereka.

Selain itu, memberikan insentif seperti bonus atau promosi dapat membantu memotivasi guru untuk memperbaiki metode pengajaran mereka dan meningkatkan keterlibatan mereka dengan siswa.

Solusi lain adalah mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan guru. Meskipun fasilitas dan sumber daya penting, kreativitas dan inovasi dapat membantu mengatasi keterbatasan dan mempromosikan pengajaran dan pembelajaran efektif.

Mendorong guru untuk bereksperimen dengan metode pengajaran baru, menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengalaman kelas, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menarik, semuanya dapat membantu meningkatkan hasil pembelajaran.

Persoalan lingkungan belajar

Untuk mengatasi motivasi siswa, penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk terlibat dengan materi dan memiliki pembelajaran mereka sendiri.

Ini dapat mencakup penggunaan pembelajaran berbasis proyek, kerja kelompok, dan kegiatan interaktif lainnya yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Selain itu, memberikan bimbingan dan konseling karier dapat membantu memberi siswa tujuan dan arah untuk masa depan mereka.

Demikianlah, meningkatkan manajemen dan pengawasan sangat penting untuk memastikan bahwa standar kualitas terpenuhi dan siswa menerima pendidikan yang layak.

Hal ini dapat mencakup pemantauan dan evaluasi rutin terhadap metode pengajaran, fasilitas, dan hasil pembelajaran, serta memberikan umpan balik dan dukungan kepada guru dan pimpinan sekolah.

Lingkungan belajar terkait dengan peningkatan mutu pendidikan di daerah tertinggal yang juga menjadi masalah kompleks dan multifaset yang membutuhkan pendekatan kolaboratif dari semua pemangku kepentingan.

Dengan berinvestasi dalam pendidikan, kita berinvestasi untuk masa depan komunitas kita, negara kita, dan dunia kita.

Peningkatan kualitas pendidikan di daerah tertinggal seperti Nusa Tenggara sangat penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi daerah, terutama di era digital ini.

Tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan di daerah-daerah tersebut, seperti fasilitas yang tidak memadai, kekurangan guru, dan motivasi yang rendah, memerlukan upaya kolaboratif dari pemerintah dan pemangku kepentingan sosial untuk mengatasinya.

Salah satu solusi yang diharapakan efektif adalah dengan memprioritaskan pengembangan pendidikan kejuruan di bidang-bidang ini untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk pasar kerja.

Pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk sekolah kejuruan dan memberikan pelatihan bagi guru untuk menjamin kualitas pendidikan.

Pemangku kepentingan sosial juga dapat mendukung pendidikan kejuruan dengan menciptakan program magang dan kesempatan kerja bagi lulusannya.

Untuk memotivasi pemuda setempat untuk berpartisipasi dalam pendidikan tinggi, diperlukan pendekatan berbasis masyarakat.

Pemangku kepentingan sosial seperti tokoh masyarakat, orang tua, dan organisasi lokal dapat bekerja sama untuk menciptakan kesadaran tentang manfaat pendidikan dan mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Program pendampingan, bimbingan karir, dan beasiswa juga dapat memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Integrasi Kurikulum

Faktor penting lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah integrasi teknologi ke dalam kurikulum.

Pemerintah dapat berinvestasi dalam infrastruktur digital dan memberikan pelatihan bagi guru untuk menggabungkan teknologi dalam metode pengajaran mereka.

Pemangku kepentingan sosial juga dapat mendukung integrasi teknologi dengan menyediakan perangkat digital dan akses internet bagi siswa.

Di simpul semua problematika di atas, peningkatan kualitas pendidikan di daerah tertinggal seperti NTT membutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah dan pemangku kepentingan sosial.

Memprioritaskan pengembangan pendidikan vokasi, memotivasi generasi muda lokal untuk mengikuti pendidikan tinggi, dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum adalah beberapa solusi efektif yang dapat diterapkan.

Dengan upaya bersama, kawasan ini dapat mengatasi hambatan dan tantangan untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi masyarakatnya dan membuka potensi pertumbuhan sosial dan ekonomi mereka di era digital ini.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/05/02/173000471/mutu-pendidikan-dan-merdeka-belajar--suara-dari-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke