Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Peran Pendidikan Cetak Generasi Unggul Bidang Bioteknologi

KOMPAS.com – Pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia karena pendidikanlah yang akan mencetak lulusan unggul, memiliki kecerdasan intelektual, dan kemampuan mengembangkan bioteknologi.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI), Dr. Listya Utami Karmawan dalam acara pembukaan program Higher Height 2022 yang dilaksanakan secara hybrid di Ayana Midplaza Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Tenaga pengajar dan peneliti merupakan ujung tombak dalam mencetak generasi penerus yang unggul untuk mendorong kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia,” ujarnya.

Saat ini perguruan tinggi telah melaksanakan tiga pilar dalam bidang bioteknologi yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ketiga pilar tersebut diarahkan untuk mengembangkan bioteknologi medis yang ada di Indonesia.

Harapannya pendidikan mampu menghasilkan lulusan sesuai dengan yang diinginkan untuk berkiprah di bidang bioteknologi medis.

“Hal tersebut juga tidak lepas dari upaya dan cara menyusun kurikulum dan pengajaran kepada mahasiswa, juga metode asesmennya yang dapat mengukur tercapainya tujuan dari pembelajaran yang diinginkan,” tambah Listya.

Lebih lanjut Listya menyampaikan bahwa bioteknologi itu sendiri merupakan pengembangan dari ilmu biologi.

Sebagai informasi, bioteknologi berasal dari kata bio yang artinya makhluk hidup, dan teknologi. Jadi, pengertian bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup secara utuh maupun bagian-bagiannya untuk menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi tertentu, seperti dilansir dari ruangguru.com.

Bioteknologi sendiri dikembangkan oleh beberapa bonggol keilmuan seperti bio-informastics, physiology, genetics and genetic engineering, microbiology, chemistry, biochemistry, enyzmology, cell and molekular biologi, dan bioprocess technology.

Namun, selain pendidikan, peran pemerintah dan pihak-pihak lain juga sangat diperlukan dalam peningkatan bioteknologi ini, seperti hal nya yang dilakukan oleh Pfizer dan IPSBI.

Keduanya membahas berbagai upaya dengan Pemerintah dan stakeholder untuk mendorong kemajuan pendidikan bioteknologi kesehatan di Indonesia, yang nampak dalam program HighherHeigh.

Pada 2022 ini, program Higher Height fokus pada penguatan kapasitas dosen dan peneliti bioteknologi kesehatan yang akan diikuti oleh para dosen dan peneliti dari 14 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.

Mereka akan mendapatkan pelatihan dan kesempatan bertukar pikiran terkait berbagai topik, mulai dari advanced genomics, real world data hingga rantai pasok vaksin dengan lembaga riset dan industri bioteknologi kesehatan tingkat dunia.

Dengan demikian, diharapkan dapat mempercepat pengembangan bioteknologi kesehatan.

Di Indonesia sudah banyak universitas yang mencetak lulusan bioteknologi dengan gelar S1, S2, hingga S3, tetapi belum dapat dapat bersaing dengan negara-negara lain.

Lulusan bioteknologi sendiri sudah tersebar di berbagai wilayah seperti Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Buton, dan Maluku. Namun, masih di dominasi oleh mahasiswa lulusan pulau Jawa.

Lulusan tersebut sudah banyak menghasilkan sumber daya manusia (SDM). Mereka banyak berkiprah seperti di badan obat dan makanan (BPOM), sebagai tenaga pengajar, peneliti dalam bidang pemerintahan dalam menemukan produk biologis dalam bidang kesehatan, pertanian atau teknologi biologi.

Ada juga di bagian industri seperti produk biologis untuk pertanian, kesehatan, minuman dan makanan. Menariknya, ada juga yang berkarya sebagai wirausaha bioteknologi yang berhubungan dengan pengolahan makanan.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi yang turut hadir membuka program HigherHeight tahun ini secara daring, juga mengatakan ada berbagai terobosan di bidang bioteknologi kesehatan telah banyak kita rasakan manfaatnya, seperti dalam pengembangan obat, terapi, dan juga alat deteksi.

“Aset terpenting yang harus kita jaga dan kita tingkatkan adalah kualitas sumber daya manusia. Diperlukan talenta terbaik Indonesia yang mampu memanfaatkan teknologi ini. Memanfaatkan datanya, menciptakan pembaruan dan menjadi produk yang dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat,” ucap Menteri Budi Gunadi dalam sambutannya.

International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG), Inge Kusuma menambahkan SDM juga merupakan faktor kunci dalam upaya memajukan bioteknologi kesehatan.

Dia berpendapat bahwa dalam pengembangan bioteknologi ini diperlukan kerja sama dari pihak pemerintah, akademisi, dan juga lintas sektoral.

Lebih lanjut Inge memberikan rekomendasi yang penting dilakukan oleh pihak-pihak tersebut dalam memajukan bioteknologi kesehatan:

1. Merancang, mengimplementasikan, dan mengukur bioteknologi kesehatan nasional.

2. Pembangunan ekosistem riset dengan standard internasional, termasuk dukungan pendanaan, regulasi dan intensif untuk riset.

3. Percepatan dan peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengajar dan lulusan bioteknologi kesehatan.

4. Kemitraan strategi antar sektoral, seperti pemerintah, perguruan tinggi, dan insdustri atau antar negara untuk mempercepat kurva belajar.

Listya mengatakan apabila dibandikan dengan universitas di negara lain, program pendidikan bioteknologi di Indonesia sangat tertinggal. Jika di lihat pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) berada di posisi peringat 551-600.

“Itulah sebabnya, kita harus lari lebih kencang untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” ujar Listya.

Listya sendiri melihat bahwa banyak kendala yang dialami oleh Indonesia dalam pengembangan bioteknologi, seperti fasilitas yang cukup mahal. Pengembangan bioteknologi sendiri membutuhkan investasi yang cukup besar.

“Satu alat saja bisa seharga puluhan juta. Itulah sebabnya perlu dukungan dari berbagai pihak. Akademisi tidak bisa berjalan sendiri, tetapi membutuhkan stakeholder lain,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Listya optimis dengan generasi muda calon penerus bioteknologi kesehatan.

“Saya melihat, lulusan dalam bidang ini banyak lulus dan berkiprah yang hebat. Mereka ada yang kerja di lab kesehatan, ada yang bikin start up, dll. Semangatnya anak-anak di bidang sains itu memang hebat, urai Listya.

Oleh karena itu, Presiden Direktur Pfizer Indonesia , Nora T. Siagian, berharap program HigherHeight dapat sebagai platform kolaborasi biotekologi kesehatan Indonesia sebagai wadah bagi dosen dan peneliti bioteknologi kesehatan di tanah air untuk berjejaring dengan komunitas global.

“Kami berharap pelatihan yang didapat melalui program ini, serta tukar pengalaman dengan pakar-pakar dunia bisa bermanfaat untuk kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia, ujarnya”.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/20/110000271/pentingnya-peran-pendidikan-cetak-generasi-unggul-bidang-bioteknologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke