Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hardiknas 2022: Kebudayaan, Sumber Belajar dan Tujuan Pembelajaran

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyelenggarakan Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022.

Dalam sambutannya, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan bahwa semangat berbudaya para seniman dan pelaku budaya saat ini kian bangkit. Hal itu tampak dari berbagai karya yang ‘lebih’ merdeka.

"Itu semua berkat kegigihan kita untuk merdeka dalam berbudaya," ujar Nadiem, dalam pidatonya di hadapan peserta upacara di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

"Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan," imbuh Nadiem.

Kebudayaan adalah sumber belajar

Sementara Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, berharap agar Hardiknas 2022 menjadi momen kebangkitan yang digunakan sepenuhnya oleh para seniman dan pelaku budaya.

Ia berharap, momen kebangkitan ini digunakan penuh. Hubungan kebudayaan dengan pendidikan sangat penting, karena kebudayaan adalah sumber belajar sekaligus tujuan pembelajaran.

"Hasil pendidikan nantinya adalah kebudayaan kita meningkat. Maka, untuk generasi muda teruslah kenali negerimu, kenali budayamu, supaya kecintaan terhadap budaya itu bertambah," pesannya.

Pada upacara peringatan Hardiknas 2022 juga menghadirkan jamuan tradisional khas Indonesia untuk para peserta dan undangan. Mereka dapat menikmati Jamu yakni minuman herbal yang terbuat dari rempah-rempah.

Jamu yang merupakan budaya kesehatan warisan nenek moyang umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional.

Menurut Peneliti Warisan Budaya Takbenda, Gaura Mancacaritadipura yang hadir pada kesempatan ini menilai jamu dapat menjadi persembahan Indonesia bagi dunia, khususnya di masa pandemi.

"Jamu punya nilai kebudayaan yang kuat. Pembuat jamu biasanya berdoa bagi kesehatan pemesannya sebelum membagikan jamu," katanya.

Dikatakan bahwa komunitas jamu di seluruh Indonesia jumlahnya sangat banyak dan mereka terus berupaya menyosialisasikan jamu sebagai obat tradisional yang berkhasiat dan menyembuhkan.

Tak hanya itu saja, para peserta dan undangan upacara juga menikmati Tempe, makanan khas Indonesia yang lezat dan sehat yang telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Jawa sejak abad ke-16 Masehi.

Beragam masakan yang berbahan dasar tempe disajikan sebagai hidangan utama maupun kudapan. Tradisi pembuatan tempe diwariskan dan dibawa ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Kini, tempe menjadi salah satu menu pokok tanah air yang dapat ditemui di warung makan hingga restoran-restoran bintang lima. Bahkan, tempe mengglobal karena diminati kaum vegetarian mancanegara.

Generasi muda miliki panutan kebudayaan

Sebagai penutup acara ialah pertunjukkan tari dan musik Reyog asli Indonesia oleh Paguyuban Reyog Ponorogo Jabodetabek.

Ketua Umum Paguyuban Reyog Ponorogo, Catur Yudianto, mengungkapkan bahwa organisasinya rutin menggelar program tahunan, seperti pendidikan dan latihan seni tari, festival dan parade, serta gelar Reyog Ponorogo yang dihelat tiap bulan.

Hal ini dilakukan guna menarik minat generasi muda pada kesenian Reyog. "Bahkan sekarang Reyog Ponorogo dimainkan bukan dari Jawa saja, tapi ada anak-anak muda dari Medan, Padang, Papua, Jakarta, dan lain-lain," terang Yudi.

Bagi dia, salah satu tujuan utama paguyubannya adalah agar para penerus bangsa memiliki panutan kebudayaan.

"Generasi muda tergantung didikan orang tua. Kalau orang tua membiarkan anak-anak kita bebas berkeliaran ke mana saja, mungkin tidak akan terarah. Tugas kami adalah mengarahkan pewarisan kebudayaan," tegas Yudi.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/05/14/125018471/hardiknas-2022-kebudayaan-sumber-belajar-dan-tujuan-pembelajaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke