Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Bahan Pokok Naik Jelang Lebaran, Begini Penjelasan Ekonom Unair

KOMPAS.com - Menjelang bulan Ramadan beberapa waktu lalu, sejumlah harga bahan pokok sudah mengalami kenaikan.

Selain minyak goreng, bahan pokok lainnya yang mengalami kenaikan seperti tabung gas hingga bahan bakar minyak (BBM).

Tidak hanya kenaikan sejumlah bahan pokok, masyarakat juga harus menerima kebijakan bertambahnya Pajak Penambahan Nilai (PPN) dari 10 Persen menjadi 11 Persen.

Hal ini tentu saja memengaruhi harga komoditas di pasaran. Bagi produsen, kenaikan harga-harga ini akan memengaruhi hasil produksi karena meningkatnya harga bahan baku.

Kenaikan harga jadi pola tahunan

Kenaikan harga menjelang perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha hingga Natal bukan kali ini saja terjadi. Kenaikan harga bahan pokok terus berulang hingga seakan-akan terbentuk sebuah pola tahunan.

Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi mengatakan, fenomena kenaikan harga ini dapat dikaitkan dengan prinsip ekonomi sederhana. Saat permintaan meningkat menjelang Lebaran, akan berdampak kepada kenaikan harga.

Menurutnya, Ramadan tahun ini, masyarakat dihadapkan dengan euforia karena dua momen Ramadan tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial karena adanya pandemi Covid-19

"Untuk tahun ini itu karena ada fenomena pemulihan pandemi, dan ditambah juga konflik Rusia-Ukraina, itu dampaknya luar biasa," kata Imron seperti dikutip dari laman Unair, Senin (18/4/2022).

Penambahan supply barang oleh pasar

Menurutnya, ketika hal ini mampu diantisipasi dengan baik, yaitu dengan penambahan supply barang oleh pasar, kenaikan harga seharusnya tidak terulang.

Imron menilai, pola kenaikan permintaan menjelang hari besar ini sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Sehingga meski ada intervensi dari pemerintah, fenomena tersebut tetap terulang.

"Kalau menurut saya, untuk bulan April, perkiraan saya inflasi akan diatas 0,5 dibandingkan inflasi bulan sebelumnya," beber dia.

Dilihat fenomena sebelumnya, lanjut Imron, memang inflasi di bulan Ramadan 2022 lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Imron juga menyoroti melambungnya harga minyak, baik minyak goreng maupun BBM. Baginya, kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) akan meningkatkan harga minyak goreng.

Kenaikan ini akan menyebabkan inflasi yang disebut Cost Push Inflation atau inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi.

Ia pun mengkhawatirkan kenaikan BBM jenis Pertamax. Menurutnya, kenaikan harga Pertamax yang signifikan akan membuat banyak pengguna Pertamax beralih pada Pertalite yang lebih terjangkau karena subsidi. Hal itu tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan BBM jenis Pertalite.

"Kenaikan harga di bulan Ramadan tidak selamanya buruk. Hal tersebut juga dapat mengindikasi bahwa roda perekonomian di tengah masyarakat bergerak," terang Imron.

Masyarakat harus menentukan skala prioritas

Imron menambahkan, fenomena menjelang lebaran seperti pemberian tunjangan kepada karyawan, hingga pendistribusian kekayaan kepada masyarakat miskin melalui zakat, infak, dan sedekah juga masif digencarkan saat bulan Ramadan.

Sehingga ketika orang punya uang dari menerima sedekah, otomatis permintaan barang akan naik karena masyarakat akan membelanjakan uang itu.

"Begitupun para mustahiq (orang yang menerima zakat) yang akan membelanjakan uangnya," tutur Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair ini.

Imron berpesan kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas dan memahami apa itu keinginan dan kebutuhan. Menurutnya, keinginan itu hal yang tidak terbatas sedangkan kebutuhan itu terbatas.

"Sebenarnya, kalau dasar saat membelanjakan uang merupakan kebutuhan, maka kita akan hemat. Ini juga tuntunan agama," pungkas Imron.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/04/18/110653271/harga-bahan-pokok-naik-jelang-lebaran-begini-penjelasan-ekonom-unair

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke