Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IPB Jaga Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Mandangin Madura

KOMPAS.com - Di laut, terumbu karang bermanfaat sebagai habitat serta sumber makanan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di laut. Tetapi, bagaimana jika tidak ada terumbu karang?

Dari hasil observasi menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di sekitar Pulau Mandangin, Sampang Madura cukup mengkhawatirkan. Yakni hanya tersisa maksimal tujuh persen karang hidup.

Terdapat indikasi kuat bahwa kerusakan ini terjadi karena faktor antropogenik, bukan secara alamiah.

Terkait hal itu, awal Desember ini Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) IPB University, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dan masyarakat Pulau Mandangin menginisiasi rehabilitasi ekosistem terumbu karang.

Adapun kegiatan ini dimulai dengan peletakan perdana module transplant di sekitar Pantai Candin.

Kerusakan terumbu karang sejak 1989

Menurut Muis selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), kerusakan terumbu karang di pulau ini terjadi sejak 1989. Dampak adanya pengambilan karang secara besar-besaran untuk kepentingan komersial.

Dengan sengaja masyarakat mengambil karang-karang hidup dan dijual untuk menjadi hiasan di akuarium. Praktik ini berakhir sekitar tahun 2000-an ketika ada yang ditangkap pihak keamanan.

"Namun praktik pengambilan karang tetap berjalan tapi untuk keperluan konstruksi bangunan. Yang ada saat ini adalah sisanya saja," ujarnya seperti dikutip dari laman IPB, Selasa (7/12/2021).

Untuk itulah Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) mencari bentuk alternatif sosial ekonomi yang dapat mengurangi laju kerusakan lingkungan di Pulau Mandangin.

HCML menggandeng PKSPL IPB University sebagai perumus konsep dan menjadi pendamping masyarakat. Selain itu, HCML juga mengijinkan wilayah konsesi darat mereka dijadikan spot destinasi wisata yang akan dikelola desa.

Integrasi antara rehabilitasi darat dan laut dengan pemanfaatan berkelanjutan diharapkan dapat memberi kontribusi ekonomi alternatif.

Implementasi kegiatan dimulai dari Oktober 2021 dengan pemetaan dan observasi sekaligus survei potensi ekowisata bahari serta diskusi pihak terkait seperti perangkat desa, BUMDes dan Karang Taruna.

Serta dibentuk kelompok pemerhati terumbu karang sebagai kelompok pelaksana/pengelola, pembuatan modul penempelan fragment karang transplant, pengumpulan fragment karang serta pengecekan lokasi.

Adapun jenis modul yang dibuat adalah modul beton yang juga dapat berfungsi sebagai shelter/rumah ikan sedangkan jenis karang yang akan ditransplantasi adalah jenis karang branching dan karang massive.

Pentingnya jaga ekosistem terumbu karang

Kepala Desa atau Klebun Desa Pulau Mandangin, Saiful Anam menyatakan senang karena ada yang peduli dengan keberlangsungan terumbu karang di Pulau Mandangin.

"Kami senang HCML dan IPB University mau bersama kami mengembangkan wisata di pulau ini asal dilakukan dengan serius dan berkesinambungan," katanya.

Tentunya nanti akan dibuat aturan agar tidak ada pihak yang merusak apa yang sedang diusahakan bersama-sama.

Sementara peneliti terumbu karang PKSPL IPB University, Novit Rikardi menegaskan bahwa poin utama dari upaya inisiasi ini adalah kesadaran masyarakat akan manfaat dan pentingnya menjaga dan memelihara ekosistem terumbu karang.

"Upaya ini juga merupakan bagian dari dukungan PKSPL-IPB University untuk mendukung pelaksanaan 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 14: life below water," tandasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/12/07/154603271/ipb-jaga-ekosistem-terumbu-karang-di-pulau-mandangin-madura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke