Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Isu Reshuffle Kencang, Mendikbud Komunikasi 2 Jam dengan Megawati

KOMPAS.com - Pada saat isu reshuffle kabinet terdengar kencang di publik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan keduanya hanya membahas strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila.

"Saya ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila," ungkap Nadiem dalam Instagram resminya, Selasa (20/4/2021).

Nadiem mengaku banyak belajar dari pengalaman yang sudah didapatkan oleh Megawati.

Meski begitu, pertemuan Nadiem dengan Megawati tidak menyebutkan lokasinya.

Nama Mendikbud Nadiem mencuat belakangan ini. Setelah ada isu perombakan kabinet, menyusul setelah disetujuinya peleburan Kemenristek ke dalam Kemendikbud.

Instansi yang dipimpin Nadiem juga sedang dipantau oleh masyarakat, terkait hilangnya materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila.

Lalu, tidak dicantumkannya nama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Meski, hal itu langsung dibantah oleh Nadiem Makarim dan instansinya.

Banyak torehan prestasi

Belum lama ini, Anggota Komisi X DPR, Putra Nababan penah menyampaikan, bahwa telah banyak torehan prestasi dan terobosan yang dilakukan Mendikbud Nadiem.

"Mas Menteri ini memang punya latar belakang yang sangat berbeda dari menteri-menteri pendahulu yang selalu dari latar belakang akademisi," ungkap Putra.

Mantan pemimpin redaksi televisi berita ini mengatakan, kali ini Pak Jokowi mempercayakan dunia pendidikan Indonesia kepada anak muda yang sudah sukses membuka lapangan kerja dan menciptakan terobosan sosial ekonomi di bidang digital.

"Ini sebuah terobosan karena menciptakan pertemuan antara supply yakni pendidikan dengan demand yakni dunia profesional," kata Putra.

Lebih jauh Putra menilai adanya desakan penggantian Mendikbud Nadiem Makariem merupakan hal wajar dalam iklim demokrasi.

Tapi, tambah Putra, kewenangan mengganti dan mengangkat menteri menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi yang akan menilai sesuai kinerja dan pencapaiannya.

Pengamat Pendidikan Ina Liem juga pernah menyatakan, penggabungan Kemenristek ke dalam tubuh Kemendikbud akan menciptakan birokrasi di bawah satu atap, sehingga lebih ramping.

"Saya melihat ini penyederhanaan birokrasi. Kalau di bawah satu atap secara birokrasi lebih ramping. Jadi tidak double. Selama ini perguruan tinggi riset dan Dirjen Dikti juga melaksanakan riset bersama berbagai kementerian teknis lain," jelas dia.

Sebetulnya, lanjut dia, konsep Merdeka Belajar untuk mendorong kreativitas.

Tidak hanya penelitian, masalah vokasi juga mau ditekankan, sarjana terapan juga mau didorong. Jadi bukan hanya riset, melainkan juga aplikasi.

"Ini waktunya unjuk gigi bagi para institusi yang tadinya banyak orang-orang yang mau berinovasi, tetapi terbatas birokrasi, nomenklatur, sehingga sulit," terang Ina Liem.

Dia memperkirakan, Nadiem tidak akan terlalu sulit mengelola Kemendikbud-Ristek.

Nadiem diprediksi akan menggabungkan dengan pola di Ditjen Pendidikan Tinggi yang sebelumnya juga telah bergabung dengan Kemenristek Dikti.

"Sebagai pimpinan, bukan berarti dia pelaksananya yang harus ke sana kemari semuanya. Banyak dirjen di bawahnya. Selama ini kegiatan perguruan tinggi juga sudah termasuk riset," tutur dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/21/144147371/isu-reshuffle-kencang-mendikbud-komunikasi-2-jam-dengan-megawati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke