Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah dan Kegiatan Ponpes Al-Imdad Yogyakarta di Bulan Ramadhan

KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Imdad adalah salah satu pesantren yang terletak di tanah Bantul, Yogyakarta. Pesantren ini didirikan oleh KH Humam Bajuri pada 1980.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Imdad Yogyakarta, M. Habib Abdus Syakur mengaku, pada awalnya pondok pesantren ini adalah sebuah majelis taklim yang diikuti oleh masyarakat sekitar.

Sepanjang perjalanannya, kegiatan majelis taklim ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat sekitar, tapi banyak datang datang luar Bantul. Bahkan kegiatannya dilakukan sehari-hari.

Banyaknya masyarakat yang datang untuk ikut kegiatan majelis taklim, maka akhirnya didirikanlah asrama pemukiman santri yang berasal dari luar. Setelah itu, akhirnya berdiri Pondok Pesantren Al-Imdad.

Selama 12 tahun, Pondok Pesantren Al-Imdad diasuh oleh KH. Humam Bajuri.

Setelah KH. Humam Bajuri wafat di 1996, maka tongkat estafet kepengurusan pesantren dilanjutkan oleh istri, puteranya, dan semua saudaranya.

Keluarga besar akhirnya sepakat membuat Yayasan sebagai payung hukum pondok pesantren.

Di tahun 1998, pondok pesantren ini mengelola lembaga pendidikan milik LP Ma'arif yang hampir kehabisan murid.

Setelah Madrasah Tsanawiyah yang dikelola oleh pesantren ini kebanjiran santri, maka Madrasah Aliyah Al-Imdad didirikan di 2012.

Setelah ada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di pesantren ini, maka jumlah santri mengalami peningkatan santri setiap tahun ini.

Bayangkan saja, dari sebanyak 250 santri di 2013 menjadi 550 santri di 2017.

"Sampai 2021 terus meningkat, sudah ada kurang lebih 800 santri di Pondok Pesantren Al-Imdad, baik Tsanawiyah dan Aliyah," ucap dia kepada Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Dari angka 800 santri, sebut dia, banyak datang dari Madrasah Tsanawiyah.

"Memang setiap tahunnya santri Tsanawiyah mengalami peningkatan. Tahun depan saja, kelas 7 Tsanawiyah akan ada 200 orang yang daftar. Jadi signifikan peningkatan santrinya," jelas dia.

Lima program unggulan

Dia menyebut, pondok pesantren ini memiliki lima program unggulan bagi santri, yakni:

  • Tahfizhul gurtan.
  • Kemampuan baca kitab kuning.
  • Percakapan Bahasa Arab (muhadatsah).
  • Percakapan Bahasa Inggris (conversation).
  • Menulis.

Dari semua program unggulan itu, kata dia, metode cepat baca kitab kuning yang menjadi khas pondok pesantren ini.

"Karena dari santri Tsanawiyah dan Aliyah juga sudah diberikan metode cepat membaca kitab kuning," tuturnya.

Bagi yang sudah duduk di bangku kelas 12 Madrasah Aliyah, maka santri juga akan diberikan tiga kurikulum, sebagai bekal saat lulus nanti, antara lain:

1. Peningkatan kapasitas keilmuan pesantren.

2. Peningkatan kapasitas keterampilan hidup atau life skill.

3. Peningkatan bidang keorganisasian.

"Dari peningkatan itu, mereka juga sekalian latihan pidato, public speaking, dan termasuk latihan untuk mengurus anak-anak santri," jelas dia.

Kegiatan Bulan Ramadhan

Selama kegiatan bulan puasa Ramadhan, lanjut dia, hanya santri kelas 12 Madrasah Aliyah saja yang mondok di pesantren.

Sedangkan santri Madrasah Tsanawiyah dan kelas 10-11 Madrasah Aliyah dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Mereka disuruh pulang sehari sebelum puasa. Karena sudah lama mereka tidak pulang, jadi momentum puasa dan lebaran, mereka pulang bertemu orangtua. Tapi tetap santri dikasih tugas dan melaksanakan PJJ di rumah masing-masing," tegas dia.

Selama Bulan Ramadhan, kelas 12 Madrasah Aliyah pesantren ini mengadakan kegiatan hataman dan tadarusan Al-Quran secara bersama maupun individu.

Tak lupa, para santri juga melakukan sahur dan buka puasa bersama.

"Ada sebanyak 90 santri Aliyah bersama 100-150 guru yang menjalankan kegiatan Bulan Ramadhan di pesantren. Pasti ada hal yang menarik dilakukan santri saat Ramadhan," ucapnya.

Patuhi protokol kesehatan

Selama pandemi Covid-19, baik hari biasa maupun kegiatan di Ramadhan, para santri tetap mematuhi protokol kesehatan.

Khususnya, santri yang memang baru keluar dari pondok.

"Kalau tidak keluar pondok, mereka tidak masalah. Tapi ke mushola saja mereka benar-benar harus cuci tangan. Dan tetap mematuhi protokol kesehatan, agar lebih aman dan nyaman," pungkas dia.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/14/164500071/sejarah-dan-kegiatan-ponpes-al-imdad-yogyakarta-di-bulan-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke