KOMPAS.com - Dalam SKB 4 Menteri yang diumumkan, Selasa (30/3/2021) sekolah wajib memberikan pilihan tatap muka terbatas bagi peserta didiknya.
Namun kebijakan ini bisa dilakukan jika pendidik dan tenaga kependidikan sudah menerima vaksin Covid-19 lengkap.
Selain itu, tatap muka terbatas juga diperbolehkan jika anak didik mendapat persetujuan dari orangtua.
Sehingga pihak sekolah juga tetap harus memfasilitasi anak-anak yang belum diperbolehkan mengikuti tatap muka terbatas.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerangkan, pihak sekolah wajib memberikan pilihan tatap muka terbatas bagi semua peserta didiknya. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan kebebasan pada sekolah, peserta didik akan dibagi dalam berapa rombel (rombongan belajar).
"Sekolah wajib memberikan pilihan tatap muka terbatas setelah guru dan tenaga kependidikan menerima vaksin lengkap. Sekolah diberi kebebasan, tatap muka terbatas dilakukan berapa kali seminggu atau dibagi berapa rombel," kata Nadiem dalam keterangan resmi SKB 4 Menteri yang dilaksanakan secara daring, Selasa (30/3/2021).
Hasil SKB 4 Menteri
Berikut poin-poin penting dalam SKB 4 Menteri yang disampaikan Mendikbud:
1. Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran tatap muka terbatas.
2. Pembelajaran tatap muka terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi protokol kesehatan.
3. Orangtua atau wali dapat memutuskan bagi anaknya untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh walaupun satuan pendidikan sudah memulai pembelajaran tatap muka terbatas.
4. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil dan kantor Kemenag wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.
5. Berdasarkan hasil pengawasan dan atau jika terdapat kasus konfirmasi Covid-19 pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, kantor Kemenag dan kepala satuan pendidikan wajib melakukan penaganan kasus dan dapat memberhentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas di satuan pendidikan.
6. Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19, maka pembelajaran tatap muka terbatas dapat diberhentikan sementara sesuai jangka waktu kebijakan.
Tanggapan orangtua
Hasil SKB 4 Menteri ini disambut bahagia kalangan emak-emak. Salah satunya Risa Kurnianingtyas (34). Jika sekolah anaknya sudah memberikan kesempatan tatap muka terbatas, sebagai orangtua, dia akan memperbolehkan anaknya masuk sekolah.
"Sudah cukup satu tahun saja sekolah daringnya. Besok tetap harus berani mencoba tatap muka," beber ibu dua anak ini.
Apalagi dalam tahun ajaran baru mendatang, anak pertamanya sudah harus masuk Sekolah Dasar (SD) dan anak keduanya masuk TK. Risa mengungkapkan, selama sekolah daring cukup merepotkan kalangan ibu-ibu. Selain tingkat stres yang meningkat, pengeluaran juga makin banyak.
"Selain bayar uang sekolah, juga harus bayar guru les. Yang penting selama tatap muka terbatas harus tetap harus waspada. Anak-anak juga sudah saya biasakan menggunakan masker," tandas Risa.
Hal senada juga disampaikan Astri Kartini (36). Ia menyambut gembira jika sekolah sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka. Karena selama pembelajaran daring, ia merasa kurang efektif.
"Anak saya juga senang jika bisa masuk sekolah. Asal protokol kesehatan tetap diterapkan. Di kelas anak saya ada 27 siswa, jika ada tatap muka rencana dibagi 3 kelompok," ungkap Astri.
https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/31/160021771/emak-emak-sambut-baik-sekolah-tatap-muka-terbatas-skb-4-menteri