Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekskul Ini Jadi Fundamental Mendikbud Nadiem Meniti Karier

KOMPAS.com – Setelah berbincang soal pendidikan bersama Maudy Ayunda secara daring, hari ini, Jumat (11/12/2020), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim kembali melakukan live Instagram bersama dengan Iqbaal Ramadhan terkait pendidikan.

Salah satu topik yang diangkat ialah ekstrakurikuler atau mata pelajaran yang nyatanya menjadi fundamental Nadiem dalam meniti karier.

Sama-sama pernah mengenyam pendidikan di United World Colleges (UWC), baik Nadiem maupun Iqbaal mengaku memilih seni teater sebagai salah satu subyek atau mata pelajaran yang dipilih.

Iqbaal mengatakan, subyek yang ia ambil selama dua tahun ialah Self-Taught Language Bahasa Indonesia, English B, Economic, Environmental Science, Math, dan Theatre. "Group six-nya tetap berusaha seni," papar Iqbaal.

Nyatanya, subyek teater juga menjadi pilihan Nadiem saat sekolah di UWC.

"Sama dong. Enggak gampang kan teater kan? Itu berat banget loh buat saya," balas Nadiem.

Nadiem menambahkan, jumlah portofolio dan pekerjaan selama menjalani pelajaran teater sangat berat. Bahkan, ia menyebut bahwa seni teater menjadi paling fundamental bagi kariernya.

"Buat saya, higher theater art itu adalah paling fundamental bagi karier saya sampai sekarang. Karena saya juga dulu anak teater yang selalu main menjadi peran utama di stage UWC. Kombinasi itu yang membangun rasa percaya diri saya untuk bisa mau di depan ratusan orang, berbicara, pentas, dan itu buat saya jauh lebih berani untuk tampil dan mengambil risiko di depan orang lain,” ucap Nadiem.

Tak hanya saat kuliah, Nadiem mengatakan, teater juga menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang paling intensif bagi dirinya saat sekolah SMA.

“Jadi saya tuh belajar kepemimpinan, kolaborasi, belajar trust dengan anggota tim dari teater,” ungkapnya.

Bertanya tentang karier ke orang yang tepat

Nadiem tak menampik banyak orang kaget dan tidak mengira kalau seni teater menjadi hal yang fundamental bagi dirinya.

"Mungkin mereka ngiranya yang paling fundamental buat saya itu mungkin MBA, enggak, teater. Teater di SMA," jelas Nadiem.

Nadiem mengakui banyak orang yang kini salah persepsi tentang pelajaran seni, apalagi orangtua.

"Apalagi orangtua ya. Orangtua punya salah persepsi atau prejudice tentang bidang-bidang seni karena menurut mereka 'nanti dapat pekerjaan apa'?" terang Nadiem

Itulah mengapa, papar Nadiem, ia selalu mengatakan kepada mahasiswa bahwa orangtua memang memilih peran sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai diri dan anak harus belajar dari pengalaman orangtua.

"Jadi, anak kurang ajar kepada orangtua jangan. Orangtua punya banyak kekayaan ilmu dan informasi," papar Nadiem.

Meski begitu, lanjut Nadiem, untuk urusan karier baiknya mahasiswa menanyakan ke orang yang lebih tahu tentang perkembangan karier saat ini.

"Itu menurut saya, sebaiknya siswa-siswa generasi sekarang, karena dunia karier sudah banyak berubah total, mendingan tanya alumni-alumni, teman-teman kita yang sudah beberapa tahun keluar, itu lebih akuratlah prospek pekerjaannya," saran Nadiem.

Minat dan bakat jadi awal kesuksesan karier

Minat dan bakat di bidang seni juga menjadi sorotan Iqbaal dalam obrolan tersebut. Menurutnya, Indonesia cukup banyak memiliki anak-anak dengan bakat dan minat di bidang seni.

Namun, lanjut dia, kebanyakan orangtua justru memfokuskan anak untuk fokus ke pelajaran akademis. Sehingga anak diajak untuk les pelajaran yang jadi kelemahannya, bukan les untuk mengasah bakat dan minatnya.

Nadiem mengatakan, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga banyak terjadi di banyak negara-negara Asia.

"Di negara Asia ada persepsi bahwa suatu kelemahan akan bisa menjegal anak. Kelemahan akan menjegal karier, atau akan mendapat angka yang jelek sehingga tidak bisa masuk universitas yang baik," terang Nadiem.

Persepsi itu, kata Nadiem, memang tidak sepenuhnya salah dan ada benarnya.

"Tetapi, secara personal saya percaya, potensi manusia jauh lebih besar kalau mengembangkan kekuatan dasarnya dulu. Kalau kita work on our strength menurut saya return daripada effort itu jauh lebih gede Iqbaal," paparnya.

Jadi, lanjut Nadiem, bila seseorang fokus pada passion dan hal-hal yang senang untuk dilakukan, maka kemungkinan untuk lebih andal menjadi lebih besar.

"Menurut saya, fokus kepada mengembangkan potensi yang anak itu punya bakat atau punya minat, itu lebih penting daripada menutupi kekurangan dia," terang Nadiem.

Merdeka belajar dukung minat dan bakat

Iqbaal menambahkan, saat bersekolah di Indonesia, ia merasa bahwa murid "dipaksa" untuk sempurna di semua mata pelajaran.

"Aku pernah hitung, di sekolah lamaku ada 13 mata pelajaran, bagaimana murid dituntut untuk menguasai 13 mata pelajaran ketika guru saja hanya menguasai satu," kata dia.

Nadiem menurutkan, sangat sedikit anak yang bisa bagus di semua mata pelajaran. "Yang harus didiskusikan adalah apa dampaknya kepada siswa. Bagaimana kita jago di suatu bidang kalau kita tidak ada minat," jelas Nadiem.

Nadiem mengatakan, pilihan untuk mengembangkan minat dan bakat semestinya selalu ada dalam sistem pendidikan.

Ia mengatakan, hal itu sejalan dengan program Merdeka Belajar yang kini sedang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Merdeka Belajar, lanjutnya, memberikan sekolah, guru, murid, termasuk mahasiswa dan dosen, kemampuan untuk mengarah kepada minat dan bakat.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/12/11/161806971/ekskul-ini-jadi-fundamental-mendikbud-nadiem-meniti-karier

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke