Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar IPB: Prospek Cerah Bisnis Cacing Tanah untuk Bahan Baku Obat

KOMPAS.com - Dosen Fakultas Peternakan IPB University Verika Armansyah Mendrofa mengatakan bahwa prospek bisnis cacing tanah sebagai bahan baku obat sangat cerah.

Meski cacing dianggap hewan menjijikkan, ia mengatakan cacing tanah memiliki nilai ekonomi dan dapat dijadikan sebagai bahan baku obat medis.

Bahkan, tak sedikit masyarakat yang membudidayakan cacing tanah sebagai mata pencahariannya.

Menurutnya, cacing tanah memiliki kadar protein sebesar 64-76 persen. Membuat harga jual cacing tanah dinilainya lumayan fantastis, satu kilogram cacing tanah bisa dihargai Rp 40.000 sampai Rp 120.000 untuk wilayah Bogor.

Bahkan, kata dia, tidak hanya cacingnya yang bisa dijual, tetapi produk cacing seperti pupuk cair dan bekas cacing (kascing) juga dapat dijual.

“Pupuk cair dan kascing sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dan tanaman. Ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan,” kata Verika dalam Online Training Fakultas Peternakan IPB University bekerja sama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI), seperti dilansir dari laman IPB University, Kamis (20/8/2020).

Manfaat cacing tanah, lanjutnya, dapat digunakan sebagai pakan ternak, pangan manusia, obat-obatan, kosmetik, pengolah sampah, pengolah limbah industri, pupuk tanaman dan penyubur lahan pertanian.

Dari sisi medis, cacing tanah mengandung enzim lumbrokinase yang berguna untuk menurunkan tekanan darah, ischemic dan stroke.

Cacing tanah juga mengandung enzim peroksidase dan katalase yang berfungsi untuk mengobati penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, kolesterol maupun rematik.

Tidak hanya itu, cacing tanah juga mengandung enzim ligase dan selulase yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan serta enzim arakhidonat sebagai obat antipiretik.

Ia menyayangkan karena manfaat cacing tanah yang banyak ini belum mampu dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia.

"Masyarakat di Indonesia umumnya baru memanfaatkan cacing tanah sebatas sebagai pakan ternak maupun sebagai penyubur tanah dan tanaman," paparnya.

Memulai budidaya cacing tanah

Verika menjelaskan tentang teknik budidaya yang baik agar cacing tanah memiliki kualitas dan nilai jual tinggi.

Bibit cacing tanah dapat diperoleh dengan cara mencari di kebun atau tumpukan sampah atau kotoran ternak, maupun membeli dari peternak cacing.

Bibit cacing sebaiknya diperoleh dari beberapa tempat dan berbagai ukuran.

Sebelum melakukan budidaya, ia menyarankan supaya lokasi budidaya berada di tempat yang teduh dan lembab.

Pemilihan lokasi yang teduh dan lembab dimaksudkan supaya cacing tanah tidak kepanasan dan tidak terendam air secara berlebihan.

“Sekalipun cacing hidup di dalam tanah, sebenarnya cacing itu tidak suka kalau banyak air apalagi sampai tanahnya tergenang air. Air ini bisa menutup lubang-lubang jalur cacing sehingga cacing tidak nyaman dengan air itu. Kalau bisa tempat budidayanya tidak menyerap air,” jelasnya.

Sementara untuk media hidup, ia mengatakan dapat berasal dari limbah rumah tangga, rumah makan, pertanian, peternakan dan bahan organik lainnya.

Selama budidaya, disarankan untuk melakukan perawatan dengan cara mengaduk media dua minggu sekali agar aerasi media terjaga.

“Jangan lupa senantiasa mengecek kelembaban dan pH media. Kalau media terlalu asam, cacing banyak muncul di permukaan media dan aktif bergerak. Sementara kalau media terlalu basa, cacing akan muncul di permukaan tetapi tidak banyak bergerak, berwarna pucat dan kurus,” jelasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/20/111431471/pakar-ipb-prospek-cerah-bisnis-cacing-tanah-untuk-bahan-baku-obat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke