Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Refleksi 75 Tahun Indonesia Merdeka: Guru yang Memerdekakan Siswa

Oleh: Muchamad Haris Tarmidi I Fasilitator Pembelajaran Program Pintar, Kendal, Jawa Tengah

KOMPAS.com - Sebagai guru, saya sering bertanya mengapa kurikulum pendidikan acapkali berganti? Mengapa metode pembelajaran harus diperbarui? Mengapa keilmuan seorang guru harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan?

Ketiga pertanyaan tersebut memiliki jawaban nyaris sama: memberikan layanan pembelajaran berkualitas untuk siswa.

Salah satu tugas kita sebagai guru adalah menyiapkan para siswa agar mampu mengembangkan potensi terbaik mereka untuk mengisi kemerdekaan ini.

Bagaimana guru mewujudkan hal tersebut?

Pendidikan merdeka: melakukan hal nyata

Di era pandemi ini, pembelajaran daring mulai sering diterapkan. Para guru mulai menggunakan berbagai macam aplikasi demi memudahkan pembelajaran secara virtual tersebut. Kita perlu mengenalkan berbagai platform aplikasi pembelajaran kepada siswa.

Namun silakan dicermati kembali, apakah kita sebatas memberi pengalaman bermedia semata atau memang bisa mendorong pengalaman belajar nyata dan tentu saja bermakna kepada siswa.

Jangan sampai pembelajaran terlihat gegap gempita karena menggunakan platform yang kekinian namun nihil secara praktiknya.

Apa pun medianya, pembelajaran harus tetap bermakna.

Ketika memfasilitasi pembelajaran tentang perkembangbiakan tumbuhan, alih-alih karena masa pandemi jangan sampai kita hanya berteori di dalam aplikasi saja.

Kita ajak siswa untuk mempraktikkan perkembangbiakan tumbuhan di pekarangan rumahnya.

Apalagi jika hal itu juga mampu menggerakkan orangtuanya untuk ikut serta, tentu akan lebih menambah kebermaknaan bagi siswa serta menambah kualitas kebersamaan dalam keluarga.

Selain itu, siswa juga diajak melakukan penghijauan di rumahnya dengan menanam serta merawat tanaman yang dijadikan praktik perkembangbiakan tadi.

Pendidikan merdeka: menjawab tantangan

Tindak lanjut dari pembelajaran tersebut siswa bisa diminta mempresentasikan hasil eksplorasi mengenai perkembangbiakan tumbuhan lewat aplikasi yang sudah kita kenalkan di hadapan teman lainnya atau paling tidak di hadapan orangtuanya.

Nah, di situlah platform akan sangat bermakna bagi para siswa.

Pembelajaran yang diterapkan haruslah selaras dengan kebutuhan dalam menjalani tantangan Covid-19 saat ini.

Guru bisa memberikan pendidikan yang mendorong siswa belajar aktif, seperti membuat masker dari bahan kain yang mudah didapat di rumah, melakukan pengamatan dan atau percobaan sederhana dengan alat dan bahan yang tersedia di rumah.

Atau, praktik memasak bersama orangtua, membuat hand sanitizer alami, serta melakukan pembiasaan baik, seperti membersihkan tempat tidur, membaca buku bacaan di rumah, dan berolahraga rutin.

Pendidikan merdeka: menggembirakan siswa

Pendidikan yang merdeka, pendidikan yang menggembirakan siswa. Pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentu akan lebih mudah ditangkap oleh peserta didik kita.

Karenanya, seorang pendidik harus terus berinovasi agar pembelajaran yang terjadi di kelasnya tidak sekadar menjadi rutinitas pembelajaran semata.

Seusai pembelajaran, jangan lupa meminta pendapat siswa melalui kegiatan refleksi. Kegiatan ini sebagai titik ukur agar kita bisa melakukan perbaikan pembelajaran yang lebih diterima oleh siswa. Telaah diri ini bisa terkait materi maupun cara mengajar kita.

Mengapa refleksi atau introspeksi diri ini penting? Karena di dalamnya terkandung maksud agar kita bisa memperbaiki pembelajaran sesuai dengan jalan pikiran siswa.

Refleksi yang dimaksud ini juga bukan berarti sekadar renungan diri. Namun, menerima masukan dari para siswa dengan besar hati.

Jangan sampai ada perasaan bahwa pembelajaran yang kita sampaikan ini telah paripurna, artinya sudah tidak dapat diubah lagi apalagi menerima masukan dari para siswa.

Pendidikan merdeka: meningkatkan kompetensi

Karena pada hakikatnya pembelajaran memang diatur untuk melayani para siswa. Jika introspeksi semacam ini telah kita lakukan, maka sungguh kita telah menerapkan refleksi pembelajaran yang merdeka, baik bagi guru maupun bagi siswa.

Kita juga perlu menyadari bahwa sebagai fasilitator pembelajaran bagi siswa, kita juga harus selalu meningkatkan kompetensi. Siap menerima kritik dan masukan meskipun itu datangnya dari para siswa, serta terbuka dengan keilmuan baru.

Hal itu penting dilakukan agar guru semakin luas cakrawala berpikirnya serta semakin komplet keilmuannya. Guru menjadi semakin inovatif dalam melayani siswa dengan pendidikan yang memerdekakan dan menyenangkan bagi siswa.

Marilah kita berikan pendidikan yang memerdekakan siswa.

Bukan pendidikan yang terjajah dengan kemauan gurunya atau terpasung rasa ingin tahunya, karena kreativitas siswa dalam mengeksplorasi kemampuan diri dibatasi akibat kita sibuk sekadar menghabiskan materi pembelajaran.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/17/152350171/refleksi-75-tahun-indonesia-merdeka-guru-yang-memerdekakan-siswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke