Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemendikbud Segera Keluarkan Panduan New Normal bagi Guru

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Webinar.

Webinar bertema "Kesiapan dan Adaptasi Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah Menyongsong ‘New Normal’ Pendidikan" menghadirkan narasumber Dirjen GTK Iwan Syahril.

Menariknya, ada salah satu peserta webinar bertanya bahwa saat ini guru perlu suatu panduan sederhana untuk melakukan asesmen sekaligus agar kurikulum tetap berjalan di saat sekolah melaksanakan kenormalan baru.

Penanya itu juga membahas tentang Merdeka Belajar yang saat ini menjadi perbincangan di Sumatera Barat.

Guru lebih paham siswanya

Iwan Syahril memberikan tanggapan pada penanya itu bahwa saat ini yang paling tahu keadaan siswanya adalah guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

Karenanya, Kemendikbud akan mengeluarkan panduan umum terkait kenormalan baru (new Normal) untuk dunia pendidikan.

Hanya saja itu sebagai panduan umum, karena Pemerintah Pusat yang dalam hal ini Kemendikbud tidak tahu pasti bagaimana kondisi siswa di daerah.

"Segera ada pengumuman panduan, namun itu berupa panduan umum. Yang paling tahu siswanya adalah guru dan sekolah," ujar Iwan seperti dikutip dari laman resmi Ditjen GTK, Sabtu (13/6/2020).

Dijelaskan, panduan yang akan diberikan bersifat umum saja, terkait protokol kesehatan dan berbagai hal umum di era New Normal.

Namun sebagai catatan, yang terpenting adalah apa yang terbaik untuk murid, itu merupakan pedoman guru dan sekolah.

Tak hanya itu saja, Iwan juga mengatakan terkait RPP, orientasi merdeka belajar adalah hasil belajar siswa serta melayani kebutuhan pendidikan murid.

Intinya ialah sederhanakan RPP agar guru bisa lebih leluasa untuk mengawasi murid.

Guru harus proaktif dan kreatif

Menurut Iwan, terkait modifikasi revisi kurikulum di masa New Normal, yang paling tahu adalah guru dan sekolah.

"Jangan sebelum-sebelumnya kalau murid tidak bisa, maka murid yang salah. Namun, sekarang guru harus proaktif lihat ke bawah, apa yang jadi kebutuhan murid itu panduan kita," katanya.

"Kurikulum 2013 asumsinya kelas 5 misal sudah tahu berbagai hal, tapi kelas 4 hanya 70 persen karena terganggu situasi sekarang ini, jadi jangan ke pembelajaran kelas 5 dulu tapi selesaikan kelas 4 dulu," tambah Iwan.

Iwan menegaskan bahwa guru harus lebih kreatif untuk modifikasi ini, karena guru yang tahu kondisi. Bukan apa tapi bagaimana orientasi itu.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/15/051000671/kemendikbud-segera-keluarkan-panduan-new-normal-bagi-guru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke