Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilih Perempuan Berpotensi Dongkrak Suara pada Pemilu 2024

Kompas.com - 21/03/2023, 13:15 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah pemilih perempuan berpotensi mendongkrak perolehan suara partai politik (parpol), calon anggota legislatif (caleg), maupun calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Berdasarkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4), daftar pemilih untuk Pemilu 2024 berjumlah 204.656.053 jiwa yang tersebar di 38 provinsi.

Dari jumlah tersebut, pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, meskipun tidak terpaut jauh, yakni sebanyak 102.474.462 jiwa, sedangkan laki-laki 102.181.591 jiwa.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Sosok Militer Paling Diinginkan Jadi Capres, Menyusul Kepala Daerah

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan, baik capres, parpol, maupun caleg, perlu menyusun strategi untuk meraup suara pemilih perempuan.

Ia mengatakan, perempuan melalui berbagai komunitas dapat menjadi pintu untuk mendongkrak perolehan suara.

“Dalam istilah agama kalau mau mendekati suatu kaum, maka harus menggunakan bahasa kaumnya. Artinya kalau mau mendekati kaum ibu-ibu, ya harus pakai bahasa ibu-ibu. Misalnya dengan pendekatan arisan, majelis taklim, atau pendekatan yang sifatnya mengarah pada bahasa kaum perempuan,” ujar Ujang kepada Kompas.com, Senin (20/3/2023).

Menurut Ujang, selain jumlah yang lebih banyak, perempuan juga memiliki kekuatan untuk mengajak atau mengampanyekan pilihan. Sehingga potensi itu harus digarap secara serius menjelang Pemilu 2024.

Sebagai pemilih potensial, kata Ujang, arah referensi politik perempuan juga akan memengaruhi elektabilitas partai.

“Kita melihat the power of emak-emak artinya bukan hanya dari segi jumlah saja. Di saat bersamaan mereka juga mempunyai kekuatan untuk mengampanyekan pilihannya agar bisa didukung oleh teman-temannya dan masyarakat,” ucap Ujang.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ganjar-Prabowo Kuasai Suara Sebagian Pemilih jika Duet pada Pilpres 2024

Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Januari 2023 yang mewawancarai 600 responden di 38 provinsi, sebanyak 85,7 persen mengaku akan menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024.

Dalam survei tersebut mayoritas responden (72,3 persen) mengaku akan menggunakan hak suaranya untuk memilih calon presiden (capres), parpol, dan calon legislatif (caleg) sekaligus.

Hasil survei juga menemukan fakta bahwa perempuan cenderung mempertimbangkan calegnya daripada parpol dalam memilih.

Hampir sepertiga responden perempuan mempertimbangkan caleg yang diusung, sementara hanya 12 persen yang mempertimbangkan partai sebagai penentu pilihan.

Sementara itu, terkait elektabilitas partai di mata pemilih perempuan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi yang teratas dengan elektabilitas 19,9 persen.

Kemudian diikuti  Partai Gerindra sebesar 12 persen, Partai Golkar 11,6 persen, dan Partai Demokrat 10 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pendukung Jokowi dan Prabowo Masih Terpecah ke Banyak Capres

Beberapa partai lainnya berada di bawah sepuluh persen, seperti Partai Nasdem yang memperoleh 7,3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,1 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6,1 persen dan Partai Perindo 3,5 persen. 

Ada pula beberapa partai yang elektabilitasnya di bawah 3 persen seperti Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com