Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Thailand Putus Hubungan Bisnis dengan Pfizer

Kompas.com - 15/02/2023, 19:59 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Thailand disebut telah mengakhiri hubungan bisnis dengan produsen vaksin Covid-19, Pfizer, dalam sejumlah narasi yang beredar di media sosial.

Hal itu dikaitkan dengan kondisi Putri Kerajaan Thailand, Bajrakitiyabha Narendiradebyavati, yang mengalami koma sejak 14 Desember 2022 lalu.

Kondisi tersebut diklaim akibat vaksin Covid-19 produksi Pfizer. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebut Thailand memutuskan hubungan bisnis dengan Pfizer ditemukan di akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

"Thailand akan melakukan banned terhadap vaksin Pfizer setelah Putri Raja Thailand menjadi korban Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)," tulis salah satu akun pada Sabtu (11/2/2023).

Berikut penggalan narasi lainnya yang diunggah pada Senin (13/2/2023):

Thailand menjadi negara pertama di dunia yang menyatakan kontrak Pfizer batal demi hukum.

Seorang juru bicara pemerintah Thailand mengatakan kepada Profesor Sucharit Bhakdi minggu ini bahwa negaranya dapat segera menjadi yang pertama di dunia yang membatalkan dan membatalkan kontraknya dengan raksasa farmasi Pfizer.

Menurut Bhakdi, juru bicara mengatakan, mengacu pada "vaksin" eksperimental perusahaan, bahwa "kami akan memastikan bahwa Thailand adalah negara pertama di dunia yang menyatakan kontrak ini (dengan Pfizer) batal."

Tangkapan layar unggahan dengan narasi hoaks di sebuah akun Facebook, Senin (13/2/2023), yang menyebut Thailand memutuskan hubungan bisnis dengan Pfizer.akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi hoaks di sebuah akun Facebook, Senin (13/2/2023), yang menyebut Thailand memutuskan hubungan bisnis dengan Pfizer.

Penelusuran Kompas.com

Terkait Putri Bajrakitiyabha yang mengalami koma, Bangkok Post memberitakan bahwa dia mengalami infeksi bakteri mikoplasma yang mengakibatkan aritmia parah.

Sejauh ini belum ditemukan kejadian infeksi mikoplasma yang disebabkan pemberian vaksin Covid-19.

Asisten Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Stuart Ray mengatakan, cara kerja vaksin tidak memungkinkan seseorang mengalami infeksi mikoplasma.

"Infeksi bakteri seperti mikoplasma akan menjadi kejadian tersendiri," ujarnya dikutip dari AP News, 8 Februari 2023.

Penjelasan soal pernyataan Bhakdi

Sucharit Bhakdi yang disebut dalam narasi yang beredar merupakan pensiunan ilmuwan Jerman-Thailand.

Dilansir Snopes, 7 Februari 2023, Bhakdi diklaim telah berbicara dengan anggota pemerintah Thailand atau keluarga kerajaan secara langsung.

Padahal sebenarnya Bakhdi berbicara dengan aktivis di Thailand yang kemudian mengirim informasi tersebut kepada keluarga kerajaan.

Sosok Bhakdi sendiri merupakan penganut teori konspirasi Covid-19 dan vaksin. Dia acap kali menyebar informasi keliru seputar virus corona dan merupakan pendiri kelompok anti-lockdown di Jerman.

Tidak ada bukti yang mendukung bahwa pernyataan Bhakdi valid.

Web yang dikutip oleh narasi di Facebook, yakni Daily Bell, merupakan situs yang dengan terang-terangan mendeskripsikan bahwa mereka tidak memercayai CDC, FDA, USDA, dan WHO. Itu adalah situs yang kerap menyebarkan konspirasi seputar Covid-19.

Hubungan bisnis dengan Pfizer masih berlanjut

Sejauh ini, vaksin Covid-19 produksi Pfizer masih direkomendasikan dan digunakan di Thailand.

Juru bicara Pfizer Trupti Wagh mengatakan, vaksin Covid-19 mereka masih digunakan secara global.

"Dengan ratusan juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 bivalen Pfizer-BioNTech asli dan Omicron BA.4/BA.5 yang diadaptasi secara global, profil manfaat-risiko dari vaksin kami tetap positif untuk semua indikasi dasar dan kelompok usia," kata Wagh, dikutip dari USA Today, Selasa (14/2/2023).

Seorang pejabat Institut Vaksin Nasional Thailand juga mengonfirmasi bahwa negaranya belum memiliki rencana untuk meninjau kembali kontrak negara tersebut dengan Pfizer atau produsen vaksin lainnya.

"Tidak ada perintah untuk menghentikan atau memperlambat penggunaan atau mempertimbangkan kembali penggunaannya,” katanya kepada AP News.

Kesimpulan

Narasi soal pemutusan hubungan bisnis antara Thailand dan Pfizer merupakan hoaks. Thailand masih menggunakan vaksin Covid-19 produksi Pfizer.

Adapun kondisi yang dialami Putri Kerajaan Thailand, Bajrakitiyabha Narendiradebyavati, bukan karena vaksin Covid-19 dosis penguat atau booster, melainkan infeksi bakteri mikoplasma.

Narasi yang beredar di media sosial berdasarkan pendapat penganut teori konspirasi, tanpa ada bukti atau dasar atas klaimnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com