Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disinformasi Iklim, Benarkah Semakin Banyak CO2 Baik untuk Tumbuhan?

Kompas.com - 04/02/2023, 18:18 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sudah jadi pengetahuan umum bahwa tumbuhan menyerap CO2 atau karbon dioksida untuk membantu proses fotosintesis.

Karbon dioksida digunakan untuk mendapatkan energi, kemudian mengubahnya dalam bentuk gugus gula dan oksigen.

Sebuah narasi di media sosial mengambil teori itu, kemudian menyimpulkan bahwa semakin banyak CO2 maka semakin baik untuk tumbuhan.

Salah satunya seperti yang ditulis akun Facebook ini pada 5 Januari 2023.

"CO2 adalah sumber dari segalanya. Tumbuhan mengkonsumsi untuk membuat oksigen bagi kita. Semakin banyak CO2 semakin baik untuk HIDUP. Perhatikan saja pertambahan populasi. Semakin banyak CO2 semakin banyak kehidupan di Bumi. Berkorelasi langsung. Apa yang mereka benci CO2 dan apa yang harus dihilangkan untuk depopulasi," tulisnya dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Narasi lain ditemukan di akun Facebook ini pada 15 Agustus 2022.

Seorang pria berfoto sambil menunjukkan perkembangan sebuah pohon. Pada teksnya disebut bahwa semakin banyak karbon dioksida, maka baik untuk tumbuhan.

Lantas benarkah teori tersebut? Apakah semakin banyak karbon dioksida berdampak baik bagi tanaman atau sebaliknya?

Ada batasan jumlah karbon dioksida

Dilansir USA Today, Jumat (3/2/2023), karbon dioksida memang terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi ada batasnya.

Efek kelebihan karbon dioksida, seperti pemanasan global, pada akhirnya lebih merugikan tumbuhan daripada membantu berkembang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Elsevier GmbH pada 2015, menggambarkan bahwa tumbuhan menjadi lebih lebat dengan sedikit karbon dioksida tambahan, baik dalam pengaturan yang terkendali maupun di lingkungan alami.

Namun, ada batas seberapa jauh pertumbuhan tersebut dapat berlangsung. Hal ini terbukti pada tanaman padi.

Penelitian lain yang diterbitkan jurnal Science Advances pada 2018, mengungkapkan fakta bahwa kelebihan karbon dioksida justru mengurangi nilai gizi pada beras.

Tumbuhan padi yang terkena peningkatan konsentrasi karbon dioksida akan menghasilkan beras yang kurang bernutrisi. Karbon dioksida dapat mengubah kandungan protein, mikronutrien, hingga vitamin dalam beras.

Membawa dampak pemanasan global

Profesor ekologi Universitas Nevada, Scott Allen menjelaskan bahwa tumbuhan awalnya berkembang lebih besar dengan peningkatan kadar karbon dioksida, tetapi secara substansial terganggu ketika jumlahnya terus meningkat.

Hal senada juga disampaikan oleh ahli ekologi Universitas Texas, Anthony Darrouzet-Nardi. Menurutnya, faktor-faktor seperti ketersediaan air, cahaya, dan nutrisi mempengaruhi berapa banyak karbon dioksida yang dapat diserap tumbuhan.

Ia mengatakan, kelebihan karbon dioksida berdampak negatif pada tumbuhan dengan berkontribusi pada efek gas rumah kaca dan pemanasan global.

"(Itu) menaikkan suhu dan berpotensi mengubah cuaca," kata Darrouzet-Nardi.

Suhu panas di Bumi yang ditimbulkan oleh kelebihan karbon dioksida justru berdampak buruk bagi tanaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com