Menjelang Pemilu 2019, Partai Hanura mengalami konflik dualisme kepemimpinan antara kubu Oesman Sapta Odang (OSO) dan Daryatmo.
Suasana memanas, ketika 27 DPD dan 401 DPC partai Hanura memutuskan untuk memecat OSO sebagai ketua umum pada Munaslub.
Berdasarkan laporan Kompas, belakangan diketahui bahwa Wiranto, adalah tokoh di balik dipecatnya OSO dari ketua umum partai Hanura.
Namun akhirnya konflik mereda seiring pengunduran diri Wiranto dari Partai Hanura untuk mengemban tugas di Dewan Pertimbangan Presiden
Dualisme kepemimpinan juga pernah menimpa partai pendatang baru, yakni partai Berkarya. Partai yang didirikan oleh Tommy Soeharto ini mengalami dualisme kepengurusan usai Munaslub tahun 2020.
Kisruh internal itu terjadi antara kubu Tommy Soeharto dengan kubu Muchdi Purwopranjono (Muchdi PR).
Hasil Munaslub menempatkan Muchdi PR sebagai ketua umum partai. Sementara posisi Tommy bergeser menjadi ketua dewan pembina.
Munaslub tersebut menjadi puncak perpecahan antarkelompok kader yang telah muncul sejak 2019. Konflik mencuat setelah kedua kubu berbeda pilihan presiden pada tahun 2019.
Kubu Muchdi PR mendukung Jokowi-Ma’aruf Amin, sedangkan kubu Tommy mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Tahun 2021 lalu muncul dualisme di dalam partai Demokrat. Isu dualisme tersebut bermula ketika Ketua Umum partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuding Kepala Staf Presiden Moeldoko akan melakukan kudeta.
Tudingan itu pun seakan benar adanya setelah pada pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum.
Antara kubu AHY dan Moeldoko pun saling bertarung di ranah hukum, namun akhirnya kubu AHY menang dan kempemimpinan Partai Demokrat masih berada di tangannya sampai saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.