Diwartakan Kompas.com, Merapi memang pernah meletus pada 11 Mei 2018 pukul 07.32 WIB.
Letusan tersebut bertipe freatik, yakni letusan yang berupa gas atau hembusan asap material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan tanah.
Tinggi kolom abu teramati pada erupsi itu 5.500 meter dari puncak gunung.
Diwartakan Kompas.com, Gunung Merapi pada Senin (30/05/2022) pukul 00.00-06.00 WIB tercatat mengeluarkan 10 kali guguran lava pijar. Jarak luncur guguran lava pijar maksimal 1.800 meter ke arah Barat Daya.
Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi pada periode tersebut teramati asap bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 10-20 meter di atas puncak kawah.
"Teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah Barat daya," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Senin (30/05/2022).
Sementara itu, aktivitas kegempaan di Gunung Merapi, Guguran tercatat sebanyak 20 dengan amplitudo 3 mm-19 mm dan durasi 27.7 detik-130.7 detik.
Hybrid/Fase Banyak sebanyak 2 dengan amplitudo 4 mm-12 mm, S-P 0.4 detik-0.5 detik dan durasi 5-6.2 detik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi dalam tingkat Siaga (Level III).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Merapi mengeluarkan awan panas yang diklaim terjadi pada Senin (30/5/2022) adalah hoaks.
Video tidak diambil pada hari ini, melainkan diambil ketika Merapi erupsi pada 11 Mei 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.