Klaim itu didasarkan pada kutipan dokumen Pfizer dan FDA yang menyebut di antara 3.410 total kasus yang diduga Covid-19 tetapi belum dikonfirmasi di populasi penelitian secara keseluruhan, 1.594 terjadi pada kelompok vaksin vs 1.816 pada kelompok plasebo.
Para peneliti mengatakan, tidak benar menggunakan data ini untuk menghitung kemanjuran vaksin secara keseluruhan karena orang-orang tersebut tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi oleh tes PCR .
Faktanya, Pfizer melaporkan di akhir uji klinisnya pada November 2020 bahwa vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan terbukti 95 persen efektif 28 hari setelah dosis pertama.
Wakil Presiden Eksekutif Pfizer, Rady Johnson tidak luput dari sebaran disinformasi.
Disebutkan bahwa setelah kebocoran data Pfizer, Johnson ditangkap.
Setelah ditelusuri, informasi itu didapat dari situs web yang khusus menerbitkan artikel satire.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/5/2022), kabar mengenai ditangkapnya Rady Johnshon dapat dipastikan salah dan merupakan bentuk satire atau parodi.