Untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com meminta penjelasan dari Dr Furqon Satria Adi Pradana Sp.JP, staf jantung dan pembuluh darah di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Jawa Tengah.
Furqon mengatakan, seledri memang mengandung kalium (sekitar 260 mg dalam 100 gram) yang bisa membantu menjaga tekanan darah, sehingga baik untuk mencegah penyakit ginjal.
"Tapi, pada pasien yang sudah mengalami gagal ginjal justru harus diet kalium rendah, karena removal (pembuangan) kalium di ginjal yang sudah rusak itu tidak berjalan lancar," kata Furqon kepada Kompas.com, Sabtu (2/4/2022).
Menurut Furqon, kalium yang tinggi bisa dibuang dengan terapi renal replacement, seperti cuci darah/hemodialisis atau CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) dan CRRT (Continuous Renal Replacement Therapy).
"Bukan dengan menambahkan seledri yang justru meningkatkan kadar kalium," ujar dia.
Ia mengatakan, kalium yang terlalu tinggi di darah membuat detak jantung melambat dan berpotensi menyebabkan aritmia letal (kematian akibat kondisi jantung menjadi ireguler).
"Jadi harap dibedakan pencegahan penyakit dan terapi pada penyakit yang sudah ada, misalnya gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah," kata Furqon.
"Meng-encourage (menganjurkan) terapi yang belum ada buktinya untuk supaya pasien meninggalkan cuci darah sama saja membahayakan nyawa," ujar dia.
Kesimpulan
Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim air rebusan daun seledri dapat menggantikan manfaat terapi cuci darah pada penderita masalah ginjal adalah hoaks.
Seledri justru meningkatkan kadar kalium yang bisa berakibat fatal bagi pasien gagal ginjal.
Selain itu, anjuran untuk meninggalkan cuci darah dan menggantinya dengan terapi yang belum ada buktinya sama saja membahayakan nyawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.