Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Daging Tikus Dijual sebagai Daging Ayam di AS

Kompas.com - 10/02/2022, 17:08 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi tentang peredaran daging tikus yang dijual sebagai daging ayam, terutama bagian sayap, di Amerika Serikat (AS). Sejumlah narasi bahkan menyebut peredarannya di restoran cepat saji.

Disebutkan bahwa Badan Pangan dan Obat AS (FDA) memperingatkan ada satu juta pon daging tikus yang beredar di supermarket dan restoran.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi tentang peredaran daging tikus yang dijual sebagai daging ayam di AS, disebarkan oleh akun ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun:

Jutaan pon daging tikus dijual di USA dengan Label Daging Ayam Tanpa Tulang.
Masalah peredaran dan penjualan daging tikus ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia saja.
Menurut Food and Drug Administration ( FDA ) USA, ada sekitar jutaan pon daging tikus dengan label sayap ayam tanpa tulang dijual di berbagai restoran dan toko-toko di Amerika Serikat Hal ini diketahui setelah banyak pengiriman melalui kontainer disita oleh pihak bea cukai di Pelabuhan San Francisco . Ketika diperiksa kontainer berisi daging tikus yang akan didistribusikan di seluruh Amerika dan dijual sebagai daging ayam! Menurut laporan, daging tikus yang telah disita harus dimusnahkan oleh otoritas . Namun, FDA memperingatkan bahwa diperkirakan masih ada 1. 000 000 pon daging tikus yang beredar , jadi kalau anda sedang berada di USA perlu hati-hati dan selektif untuk memilih menu daging di supermarket & restoran.

Ada salah satu video viral di Instagram, yang juga menyebarkan narasi tersebut.

Video yang disebarkan akun ini pada 16 Januari 2022, menampilkan tangkapan layar yang sama dengan narasi yang beredar.

"Breaking News: One million pounds of rat meat being sold in America," tulis tangkapan layar berita tersebut.

Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook,  tentang peredaran daging tikus yang dijual sebagai daging ayam di ASakun Facebook Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, tentang peredaran daging tikus yang dijual sebagai daging ayam di AS

Penelusuran Kompas.com

Tidak benar bahwa FDA melaporkan adanya temuan atau penjualan jutaan pon daging tikus.

Ini merupakan hoaks berulang yang sudah ada sejak lima tahun lalu dan telah ditelusuri faktanya oleh berbagai media.

Melansir AP News, 4 Maret 2017, tidak pernah ada peringatan di AS yang mengatakan bahwa restoran dan toko makanan yang menjual daging tikus sebagai sayap ayam.

Peter Cassell, juru bicara FDA mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan peringatan semacam itu.

Adapun tangkapan layar yang beredar berasal dari World News Daily Report, sebuah situs yang membuat berita fiksi.

Cerita tersebut mengutip dua pejabat agensi, tetapi FDA mengkonfirmasi bahwa tidak ada catatan karyawan atau pejabat dengan nama seperti yang dikutip dalam narasi.

Tangkapan layar laporan AP News, 4 Maret 2017 tentang hoaks peredaran daging tikus.AP News Tangkapan layar laporan AP News, 4 Maret 2017 tentang hoaks peredaran daging tikus.

Kesimpulan

Narasi tentang peredaran daging tikus yang dijual sebagai daging ayam di AS adalah hoaks.

FDA tidak pernah melaporkan adanya temuan atau penjualan jutaan pon daging tikus.

Ini merupakan hoaks berulang yang sudah ada sejak lima tahun lalu dan telah ditelusuri faktanya oleh berbagai media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com