Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Hasil "Quick Count" Pilpres Disiapkan Sebelum Pemungutan Suara

KOMPAS.com - Sebuah akun media sosial mengeklaim, hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah disiapkan sebelum pemungutan suara.

Dalam video yang dibagikan, terlihat situs yang menampilkan hasil hitung cepat tanggal 13 Februari 2024, atau sehari sebelum pemungutan suara, pada Rabu (14/2/2024).

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi mengenai hasil quick count telah dipersiapkan sebelum hari pemungutan suara dibagikan oleh akun Instagram ini (arsip) pada Kamis (15/2/2024).

Berikut narasi yang dibagikan:

MELEDAK!!! HASIL QUICK COUNT SALAH TANGGAL. Tak ada kejahatan yg sempurna Alloh akan perlihatkan satu persatu kecurangan mereka.

Penelusuran Kompas.com

Setelah ditelusuri, konten yang sama diunggah di platform Twitter (X) pada Rabu (14/2/2024). Namun, konten tersebut telah dihapus.

Sebelum dihapus, konten tersebut ditanggapi oleh akun Twitter terverifikasi milik Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddi Muhtadi @BurhanMuhtadi.

Burhanuddin mengatakan, konten itu merupakan hasil manipulasi. Ada pihak yang mengubah keterangan tanggal di aplikasi berbasis situs quick count Indikator melalui fitur inspect element yang terdapat di peramban (browser) internet.

Dari video itu terlihat bahwa keterangan waktu saat data masuk 53,37 persen adalah 14 Februari 2024 pukul 16:03:44 WIB.

Sebagai catatan, hasil quick count baru boleh dipublikasi pukul 15.00 WIB, sesuai ketentuan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sedangkan, dalam berbagai unggahan yang menyatakan Survei Indikator Politik Indonesia memperlihatkan tanggal 13 Februari 2024 adalah ketika data terkumpul 61,60 persen pada pukul 12.18 WIB.

Pada tayangan di akun YouTube Narasi Newsroom, memang terlihat tanggal yang muncul adalah 13 Februari. Namun, kekeliruan itu terjadi akibat permasalahan teknis.

Jika kita mengecek gambar di bawah ini, maka dalam video Indikator Indonesia itu ditayangkan pada saat yang bersamaan dan serentak dengan Narasi Newsroom.

Pada gambar ini, video di Narasi Newsroom ditandai dengan gambar panah berwarna merah.

Jika melihat video di Narasi yang berjalan sekitar 1 jam 40 menit sejak dimulainya acara "Musyawarah Hasil Hitung Cepat" pada 14 Februari pukul 14.45 WIB, maka tayangan seperti yang ada dalam tanda merah itu terjadi sekitar pukul 16.25 WIB.

Pada pukul 16.25 WIB, data yang masuk di Indikator Politik Indonesia tercatat di angka 61,60 persen.

Dengan demikian, tayangan di akun YouTube milik Indikator yang memperlihatkan tanggal 14 Februari memang berjalan bersamaan dengan tayangan di Narasi yang memperlihatkan 13 Februari.

Ada kemungkinan terjadi kesalahan teknis pada tayangan yang memperlihatkan tanggal 13 Februari.

Kepada Kompas.com, Burhanuddin kemudian mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan penjelasan dari tim Teknologi Informasi di Narasi.

Tim TI Narasi pernah menemukan suatu isu teknis, yaitu terjadi kekeliruan akibat pengaturan time zone atau zona waktu di perangkat yang digunakan untuk mengakses situs.

Namun, masalah itu terjadi karena pengaturan zona waktu di perangkat pengakses, bukan di situsnya.

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Rizka Halida juga menyatakan bahwa Indikator Politik Indonesia tidak menemukan kekeliruan tanggal saat bekerja sama dengan media lain.

"Di media partner yang lain, semua tanggal 14 Februari. Kalau memang salah Indikator, seharusnya media lain juga salah," ujar Rizka.

Kesimpulan

Narasi soal hasil quick count disiapkan sebelum hari pemungutan suara adalah hoaks.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, konten itu merupakan hasil manipulasi.

Keterangan tanggal di aplikasi berbasis situs quick count Indikator Politik Indonesia diubah menggunakan fitur inspect element di browser.

Selain itu, dalam video yang diunggah di akun milik Indikator Politik Indonesia, terlihat bahwa tanggal yang digunakan merupakan 14 Februari 2024. Tidak benar bahwa Indikator menyiapkan hasil quick count pada 13 Februari.

Jika ada kesalahan penulisan tanggal, maka kemungkinan besar itu adalah kekeliruan teknis.

Kekeliruan itu bukan bagian dari bentuk kecurangan pemilu, seperti yang disampaikan dalam berbagai narasi yang muncul di media sosial.

***

Catatan redaksi:

Artikel ini telah mengalami perubahan pada Minggu (18/2/2024), dengan menambahkan penjelasan mengenai kemungkinan terjadi kesalahan teknis saat menayangkan hasil quick count Indikator Politik Indonesia.

Penyuntingan artikel tidak mengubah substansi. Unggahan yang menyatakan hasil quick count telah diatur merupakan informasi keliru.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2024/02/16/195000482/hoaks-hasil-quick-count-pilpres-disiapkan-sebelum-pemungutan-suara

Terkini Lainnya

[HOAKS] Prabowo-Gibran Batal Dilantik oleh MPR

[HOAKS] Prabowo-Gibran Batal Dilantik oleh MPR

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke