Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Runtuhnya Kesultanan Ottoman dan Peran Lawrence of Arabia...

KOMPAS.com - Masa puncak kejayaan Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Ottoman yang berpusat di Kota Istanbul, Turkiye, terjadi antara 1520 sampai 1566.

Hal itu ditandai dengan wilayah kekuasaan yang luas, stabilitas kondisi, kekayaan kerajaan, beroperasinya sistem hukum yang seragam, hingga kemunculan berbagai karya seni dan sastra.

Raja Sulaiman atau Selim I yang saat itu berkuasa, memperluas wilayah hingga meliputi negara-negara Arab, Eropa timur termasuk Yunani, Bulgaria, Hungaria, Makedonia, Rumania, hingga negara-negara di bagian utara Benua Afrika.

Namun, kekuasaan Ottoman/Utsmaniyah menyusut setelah sejumlah wilayah di Eropa timur berhasil melepaskan diri. Sejumlah wilayah Arab memberontak dalam Perang Dunia I (1914-1918), hingga kesultanan kalah sepenuhnya.

Dilansir dari History.com, berikut fakta-fakta menarik pemberontakan Arab terhadap kekuasaan Turkiye Utsmaniyah:

1. Peran Lawrence of Arabia

Thomas Edward Lawrence atau TE Lawrence merupakan tentara Inggris lulusan Universitas Oxford yang memulai tugasnya di militer sebagai intelijen di Mesir pada 1914.

Setelah setahun lebih mencari informasi dan tinggal di Kairo, Mesir pada 1916, ia ditugasi menemani seorang diplomat Inggris ke Arab.

Dia berpihak pada Arab, di mana seorang pemimpin di Mekkah bernama Hussein bin Ali telah memproklamasikan pemberontakan terhadap Kesultanan Turkiye Ottoman.

Ia membujuk atasannya agar mendukung Arab melawan Kerajaan Ottoman. Permintaan itu disetujui, Inggris dan sekutunya pun berperang dengan Jerman yang menjadi sekutu Kesultanan Ottoman.

Lawrence mendampingi Arab untuk menyerang garis pertempuran Turkiye dengan taktik gerilya hingga berhasil merebut wilayah Aqaba.

Orang-orang Badui Arab pun mengaguminya dan ia mendapatkan julukan Lawrence of Arabia, yang mengantar pasukan pemberontak Arab bergabung dengan tentara Inggris di Yerusalem.

2. Pupusnya Cita-cita Lawrence

Atas kerja kerasnya, Lawrence juga mendapatkan kenaikan pangkat menjadi letnan kolonel di barisan tentara Inggris. Namun ia tertangkap musuh dan mengalami siksaan dan pelecehan seksual hingga berhasil kabur.

Ia menyusul pasukannya ke utara untuk merebut Kota Damaskus, Suriah yang berhasil sepenuhnya dilakukan pada 1 Oktober 1918.

Jazirah Arab terpecah dalam sejumlah negara, hingga di era sekarang di dalamnya terdapat Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yaman.

3. Peran Australia yang Terlupakan

Dilansir dari Reuters, Lawrence merasa kecewa dan lelah mengetahui cita-cita besarnya tak terwujud. Ia pulang ke Inggris yang akhirnya menuangkan sejarah itu dalam buku Seven Pillars of Wisdom.

Namun dalam buku itu, ia tetap mengutamakan peran bangsa Arab dalam perebutan Damaskus. Bahkan, peran Australia yang jauh-jauh datang membantu tak dituliskannya.

Padahal peran pasukan Australia yang dipimpin Komandan Henry Chauvel sangat menonjol, terutama dalam mengalahkan tentara Ottoman di Palestina dan Suriah.

Di sisi lain, Lawrence tidak menyaksikan banyak aksi pasukan Australia karena diculik dan dalam sebuah kesempatan gagal bertemu dengan Komandan Henry Chauvel.

4. Runtuhnya Kesultanan Ottoman

Tentara Kesultanan Ottoman bergabung ke medan Perang Dunia I sejak 1914 dalam koalisi Blok Sentral bersama Jerman dan Austria-Hongaria.

Blok Sentral ini kalah pada Oktober 1918 dan sebagian wilayah kekuasaan Kesultanan Ottoman dibagi untuk diduduki Inggris, Perancis, Yunani, dan Rusia.

Kesultanan Ottoman berakhir secara resmi pada 1922, dan pada 29 Oktober 1923 dijadikan negara republik oleh perwira militer bernama Mustafa Kemal Atatürk (1881-1938).

Dalam kepemimpinannya, Turkiye bereformasi dengan cepat menjadi negara yang sekuler dan cenderung mengadopsi nilai-nilai kebarat-baratan.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/04/100100382/runtuhnya-kesultanan-ottoman-dan-peran-lawrence-of-arabia-

Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke