Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Septian Ananggadipa
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Septian Ananggadipa adalah seorang yang berprofesi sebagai Auditor. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal Venture Capital, "Para Sultan" Penyuntik Modal

Kompas.com - 25/06/2022, 07:22 WIB
Kompasianer Septian Ananggadipa,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengenal Venture Capital, Para Sultan Penyuntik Modal"

KOMPAS.com - Sejak era teknologi berkembang sangat pesat, sering kita dengar banyak perusahaan rintisan atau startup yang memperoleh suntikan modal berjuta-juta dolar dari Venture Capital.

Misalnya Gojek, dulu berawal  di tahun 2010 sebagai perusahaan call center pemesanan ojek, kini berevolusi menjadi aplikator transportasi online, pesan antar makanan, hingga layanan finansial. Bahkan juga "menggurita" ke bidang e-commerce (Tokopedia), bank digital (Jago), hingga berbagai afiliasi perusahaan lainnya.

Selain GOTO, ada juga startup lain yang nilainya sudah menembus miliaran dolar seperti Kopi Kenangan, Bukalapak, Traveloka, Xendit, J&T Express, hingga Ajaib.

Padahal para startup itu rata-rata baru beroperasi kurang dari 20 tahun lho. Nah, mereka bisa berkembang sangat pesat seperti itu, pernahkah kita bertanya-tanya, dari mana duitnya?

Baca juga: Tesla Buka Kantor di Thailand dengan Modal Rp 1,27 Miliar

Bukan dari dana pemerintah, atau bank, justru sebagian besar dana yang digunakan oleh startup untuk terbang tinggi ini berasal dari para "Sultan" Venture Capital atau biasa disebut VC.

Nah, apa sih VC itu? uang jutaan dolar yang disuntikkan ke para startup itu asalnya dari mana? ayo kita kulik sama-sama.

Arus Modal Global

Bicara tentang Venture Capital (VC), sejatinya adalah salah satu dari sekian banyak model bisnis perusahaan investasi. Mengutip artikel di Investopedia, VC diartikan sebagai berikut.

Venture capital (VC) is a form of private equity and a type of financing that investors provide to startup companies and small businesses that are believed to have long-term growth potential

Jadi, VC ini merupakan perusahaan swasta yang mengelola investasi kepada perusahaan-perusahaan rintisan yang diyakini memiliki pertumbuhan dalam jangka panjang.

Meskipun baru populer di era saat perusahaan berstatus unicorn dan decacorn bermunculan, namun sejatinya model bisnis VC ini sudah berkembang sejak lama.

Salah satu yang disebut-sebut menjadi pionir VC modern adalah Arthur Rock. Manajer investasi yang dulu menginisiasi pendanaan untuk Intel dan Apple di awal tahun era industri komputer lahir di dunia sekitar tahun 1960-an.

Kini sudah banyak nama besar global seperti Sequoia Capital, SoftBank, dan Tiger Global. Di Indonesia sendiri sudah banyak VC yang malang melintang di level regional seperti East Ventures, Alpha JWC, hingga Salt Ventures.

Bahkan tidak sedikit juga VC yang didirikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain MDI Ventures (Telkom), Mandiri Capital (Mandiri), dan BRI Ventures (BRI). Mereka juga sangat aktif menyuntikkan modal ke berbagai startup potensial di tanah air.

Tujuan VC suntik dana besar-besaran

Lalu, apa ya tujuan VC ini "jor-joran" menebar uang sebanyak itu? dan mengapa lebih identik investasi tersebut ke perusahaan rintisan atau startup?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com