Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palsukan Dua Tanda Tangan Sekaligus, Kader HMI Arief Rosyid Dipecat

Kompas.com - 03/04/2022, 20:41 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com -Dewan Masjid Indonesia (DMI) memecat kader Himpunan Mahasiswa Islam, Arief Rosyid, karena memalsukan tanda tangan Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla dan Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruqutni sekaligus.

Berposisi sebagai Ketua Departemen Ekonomi DMI, Arief memalsukan tanda tangan Jusuf Kalla (JK) pada surat yang ditujukan kepada Wakil presiden Ma'ruf Amin untuk acara kickoff Festival Ramadhan.

Surat bernomor 060.III/SUP/PP-DMI/A/III/2022, berisi undangan kepada wapres untuk menghadiri Festival Ramadhan serentak di seluruh Indonesia. Kegiatannya berupa pameran UMKM, kuliner halal, buka puasa bersama, dan berbagai kegiatan selama sebulan penuh Ramadhan.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan rapat pleno DMI yang digelar pada Jumat (1/4/2022) dari jam 09.30-11.15 WIB, dengan dipimpin Ketua Umum Jusuf Kalla, Wakil Ketua Umum Syafruddin, KH Masdar F Masudi, dan Sekjen Imam Addaruqutni.

"(Dipecat) karena telah melanggar peraturan organisasi DMI dengan memalsukan tanda tangan Ketua Umum dan Sekjen PP DMI serta stempel DMI dengan mengirim surat ke Wakil Presiden RI tanpa izin dari Ketua Umum dan Sekjen PP DMI," ujar Imam Addaruqutni seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (2/4/2022).

Baca juga: Arief Rosyid Dipecat dari DMI karena Palsukan Tanda Tangan Jusuf Kalla

Kronologi pemalsuan tanda tangan JK terungkap

Penghubung Umum Pengurus Pusat DMI Husain Abdullah mengatakan, JK mengetahui pemalsuan tanda tangan tersebut ketika pihak protokol Istana menghubungi staf JK untuk mengonfirmasi perihal undangan.

Saat diberitahu stafnya, JK justru kaget lantaran tak pernah memberi izin untuk mengirimkan surat kepada pihak Istana.

"Jadi orang protokol ini telepon ke staf Pak JK. Menanyakan, apa benar ada surat dari Bapak? Ditanyalah Pak JK. Pak JK kaget karena tidak pernah kirim surat," ujar Husain saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Jejak Arief Rosyid: Timses Jokowi, Komisaris BSI, Palsukan Tanda Tangan JK, Dipecat DMI

Di luar kebiasaan JK

Ia pun menjelaskan, biasanya JK akan terlebih dahulu bertemu atau menghubungi secara langsung sebelum mengundang seseorang untuk hadir dalam sebuah acara.

Undangan resmi biasanya akan disusulkan setelah orang yang bersangkutan bersedia untuk hadir.

"Jadi tidak langsung nyelonong begitu kan enggak biasa. Biasanya sih menelepon. Habis itu disusul surat adminsitrasi," ujar Husain.

Di sisi lain, Husain juga mengatakan, JK terbiasa untuk terlebih dahulu memeriksa setiap surat undangan yang akan ia kirimkan secara langsung. Ia juga terbiasa menyertakan tanda tangan basah di atas dokumen undangan yang akan dikirim.

"Pertama, untuk menghormati yang disurati. Kalau pakai copy-an tanda tangan kan tidak nyaman buat dia, jadi biasa minta tanda tangan basah," ujar Husain.

Baca juga: JK Tahu Arief Rosyid Palsukan Tanda Tangan setelah Dihubungi Protokol Istana

Aktivis HMI

Dikutip dari Kontan.co.id, Arief yang bernama lengkap Muhammad Arief Rosyid Hasan, lahir pada 4 September 1986, di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.

Arief merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2010. Ia juga berhasil meraih gelar Master Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia (UI) pada 2014.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com