KOMPAS.com - Mata uang kripto atau cryptocurrency Bitcoin kian populer. Meski berkali-kali dikabarkan anjlok, sebagian orang masih berminat menjadikannya sarana investasi atau aset digital.
Bitcoin juga dinilai menjadi mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia.
Namun Eswar Prasad, seorang profesor senior kebijakan perdagangan internasional di Cornell University, Amerika Serikat baru-baru ini menyatakan bahwa bitcoin sendiri mungkin tidak bertahan lama.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti harga bitcoin yang sangat fluktuatif, tidak efisien, dan tidak mengalami banyak perubahan alias begitu-begitu saja.
Beberapa tahun dan sebulan terakhir, harga Bitcoin sangat fluktuatif. Harga satu keping bitcoin telah mengalami penurunan dari sekitar 58.000 dollar AS menjadi kurang dari 46.000 dollar AS.
Melihat hal ini, benarkah Bitcoin tak akan bertahan lama?
Baca juga: Minat Investasi Aset Kripto? Simak Dulu Proyeksi Bitcoin dkk pada 2022
Dalam satu acara program bisnis CNBC yaitu "Squawk Box Europe", Prasad mengungkapkan alasan mengapa Bitcoin tak akan bertahan lama. "Penggunaan Bitcoin atas teknologi blockchain sangat tidak efisien," ujarnya.
Menurutnya, penggunaan mekanisme validasi untuk transaksi yang merusak lingkungan menjadikan Bitcoin tak efisien. Ini juga berpotensi meninggalkan jejak karbon yang jauh lebih besar.
Sementara itu, saat ini sudah ada beberapa cryptocurrency yang menggunakan teknologi blockchain yang lebih efisien dibanding bitcoin, walau juga terlihat tidak mengalami peningkatan yang baik.
Prasad yakin bahwa teknologi blockchain akan semakin banyak digunakan sebagai transaksi namun dirasa masih tidak efisien dan tidak ada peningkatan.
Baca juga: Saat WhatsApp Uji Coba Fitur Baru untuk Kirim Uang Kripto...
"Mengingat bahwa Bitcoin tidak berfungsi dengan baik sebagai alat tukar, saya berpikir Bitcoin tidak memiliki nilai fundamental selain dari keyakinan investor, berapa pun nilai yang diyakini mereka," tutur Prasad.
Meski demikian, Prasad percaya bahwa teknologi blockchain akan mengubah cara masyarakat dalam bertransaksi sehari-hari.
Secara umum, cryptocurrency juga telah menyulut bank sentral untuk mulai berpikir mengeluarkan mata uang digital mereka sendiri.
Hal tersebut juga dirasa bermanfaat karena dapat memberikan biaya yang lebih rendah dan mudah diakses oleh semua orang sehingga dapat meningkatkan stabilitas dan inklusi keuangan.
Terakhir, dirinya menambahkan bahwa Bitcoin dapat memicu revolusi yang pada akhirnya dapat menguntungkan masyarakat baik secara langsung maupun tidak.