Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Ledakan Nova 2024, Momen yang Terjadi Sekali Seumur Hidup

Kompas.com - 21/04/2024, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena antariksa berupa ledakan nova diperkirakan akan kembali terjadi pada April-September 2024.

Ledakan nova kali ini merupakan fenomena luar angkasa yang langka karena hanya terjadi setiap 80 tahun sekali.

Artinya, seseorang mungkin akan menyaksikan fenomena ini sekali dalam seumur hidupnya.

Apa itu ledakan nova

Nova adalah ledakan bintang yang memiliki massa kecil dan memicu ledakan termonuklir. Fenomena ini berbeda dengan supernova yang merupakan peristiwa dahsyat yang menandai matinya sebuah bintang.

Pada 2024, ledakan nova terjadi pada sistem bintang T Coronar Borealis atau T CrB yang sistem bintang biner berisi katai putih dan raksasa merah.

Dilansir dari NASA, sistem bintang T CrB terletak 3.000 tahun cahaya dari Bumi dan terakhir meledak pada 1946.

T CrB akan mengalami nova di mana terjadi ledakan pada permukaan dan melemparkan materi ke luar angkasa tetapi tidak menghancurkan bintang itu sendiri.

"Saat kita menunggu nova, kenali konstelasi Corona Borealis, busur setengah lingkaran kecil di dekat Bootes dan Hercules. Di sinilah ledakan itu akan muncul sebagai bintang terang baru," tulis NASA.

Peristiwa nova juga disebut ledakan bintang atau dalam bahasa latin berarti bintang baru. Istilah ini muncul karena fenomena tersebut menyebabkan benda langit yang tadinya redup tiba-tiba menjadi terang sehingga menimbulkan kesan seperti bintang baru.

Baca juga: 10 Aktivitas yang Tak Bisa Dilakukan Astronot di Luar Angkasa, Salah Satunya Makan Roti

Kapan ledakan nova terjadi?

Astronom NASA Bill Cooke mengatakan, ledakan nova pada sistem bintang T CrB sangat jarang terjadi jika dibandingkan dengan fenomena gerhana matahari. 

Ledakan bintang nova terjadi ketika sistem T CrB memanas dan tekanannya meningkat sehingga mulai memuntahkan materi yang dikumpulkan oleh katai putih.

Bintang yang lebih kecil, kira-kira seukuran Bumi, mengalami kelebihan muatan materi sehingga meledak.

“Akhirnya ia mengakumulasi begitu banyak materi sehingga reaksi termonuklir dimulai dan bintang menjadi lebih terang ratusan kali lipat. Ia menjadi sangat terang," kata Cooke.

Menurut Cooke, T CrB diperkirakan bisa meledak kapan saja antara sekarang sampai dengan September 2024.

Ketika ledakan itu terjadi, sistem bintan akan melonjak dari magnitudo +10 yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang menjadi +2 magnitudo.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com