Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Kompas.com - 18/04/2024, 10:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir besar melanda sejumlah wilayah di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (16/4/2024).

Penyebab banjir besar itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan badai besar yang menghantam kawasan Teluk.

Akibatnya, aktivitas vital di negara tersebut melumpuh. Kawasan permukiman dan jalanan utama terendam banjir.

Sekolah-sekolah di Dubai terpaksa ditutup dan diliburkan. Bandara Dubai yang menjadi hub penerbangan tersibuk di dunia juga sempat berhenti beroperasi selama 25 menit.

Padahal, Dubai dikenal sebagai negara gersang di Semenanjung Arab dan hanya memiliki dua musim, yaitu musim dingin dan musim panas.

Fenomena hujan deras di Dubai menjadi peristiwa cuaca bersejarah dan terburuk dalam 75 tahun terakhir.

Lantas, mengapa banjir di Dubai bisa terjadi?

Baca juga: Dihantam Badai, Kota Mewah Dubai Terendam Banjir

Penyebab banjir di Dubai, UEA

Banjir di Dubai, UEA berawal dari badai petir yang terjadi pada Senin (15/4/2024) sampai dengan Selasa (16/4/2024) malam.

Badai tersebut menyebabkan peningkatan curah hujan menjadi lebih dari 142 milimeter (mm) dalam sehari di UEA. Padahal, di saat normal, curah hujan di negara gurun itu hanya mencapai 94,7 mm dalam setahun.

Dilansir dari Indian Express, alasan utama hujan lebat di UEA adalah karena bandai yang melewati semenanjung Arab dan bergerak melintasi Oman.

Badai tersebut menyebabkan hujan turun di Bahrain, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Namun, paling parah terjadi di UEA.

Baca juga: Saat Dubai Dilanda Banjir, Kota dan Bandara Lumpuh

Diduga karena penyemaian awan

Banjir di Dubai memunculkan spekulasi bahwa penyemaian awan menjadi penyebab utama bencana tersebut.

Penyemaian awan adalah teknik modifikasi cuaca yang meningkatkan kemampuan awan untuk menghasilkan hujan dengan memasukkan inti es kecil ke dalam jenis awan subbeku tertentu.

Laporan ahli meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional mengungkap bahwa mereka telah melakukan enam atau tujuh penyemaian awan dengan menerbangkan pesawat sebelum hujan deras terjadi.

Data pelacakan penerbangan yang dianalisis oleh The Associated Press menunjukkan, satu pesawat yang berafiliasi dengan upaya penyemaian awan UEA terbang di seluruh negeri pada Senin (15/4/2024).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com