Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sebagian Daerah di Jawa Timur Disebut sebagai Wilayah Tapal Kuda?

Kompas.com - 16/04/2024, 14:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Tapal Kuda adalah nama istilah yang mengacu pada kawasan di bagian timur Provinsi Jawa Timur.

Wilayah tersebut mencakupi tujuh kabupaten yakni, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, sebagian wilayah Pasuruan, Situbondo, dan Probolinggo.

Masyarakat di wilayah Tapal Kuda sebagian besar adalah warga Pendalungan, yang merupakan campuran warga etnis Jawa dan Madura.

Baca juga: Mengapa Wilayah Maluku Disebut Sebagai Kepulauan Rempah-rempah? Berikut Sejarahnya


Lantas, mengapa sebagian daerah di Jawa TImur disebut wilayah Tapal Kuda?

Pengertian wilayah Tapal Kuda

Sebagian wilayah Jawa Timur disebut Tapal Kuda karena jika ditarik garis imajiner akan berbentuk lingkaran agak lonjong yang menyerupai alas atau tapal kaki kuda.

Dikutip dari laman Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, menurut sejarah wilayah Tapal Kuda ini disebut sebagai Blambangan atau dalam bahasa Jawa disebut daerah ‘brang wetan’ (seberang timur).

Karena kawasan ini tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan Mataram, artinya daerah ini tidak dikenal sebelum imigran dari kawasan Mataram berpindah mengisi kawasan pesisir selatan.

Baca juga: Mengapa Kawasan Eropa Utara Disebut Skandinavia?

Namun kini istilah Blambangan hanya ditujukan untuk wilayah yang sekarang masuk Kabupaten Banyuwangi.

Jadi, kawasan Tapal Kuda adalah wilayah yang tidak pernah menjadi bagian dari kerajaan Mataram.

Kawasan Tapal Kuda dihuni oleh beberapa etnis, yakni Pendalungan (hasil sintesis dari etnis Madura dan Jawa), Jawa, Using, Tengger, Bali, Bugis, China, dan Arab.

Dengan etnis mayoritas adalah Pendalungan (hasil sintesis dari etnis Madura dan Jawa) dan Jawa.

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Negara-negara Skandinavia dan Nordik

Mengenal etnis Pendalungan

Dilansir dari laman Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, istilah pendalungan berasal dari kata dalung atau dhalung yang berarti “periuk besar dari logam”.

Itu merupakan metafora untuk menggambarkan keberadaan suatu wilayah yang menampung beragam kelompok etnik dengan latar belakang budaya berbeda.

Kondisi tersebut yang kemudian melahirkan proses percampuran budaya, sebagaimana Pendalungan yang merupakan campuran warga etnis Jawa dan Madura.

Baca juga: Apa Perbedaan United Kingdom dan Britania Raya? Berikut Penjelasannya

Berdasarkan karakter sosio-kultural masyarakatnya, wilayah kebudayaan Pendalungan saat ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:

  • Pendalungan Barat yang lebih banyak terpengaruh kebudayaan Arek, mencakup Pasuruan dan Probolinggo
  • Pendalungan Timur yang mendapat banyak pengaruh kebudayaan Madura, mencakup Situbondo dan Bondowoso
  • Pendalungan Selatan yang lebih banyak terpengaruh kebudayaan Mataraman dan Using, mencakup wilayah Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.

Kebudayaan Pendalungan adalah contoh kecil dari keragaman kultural bangsa Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa dan latar belakang budaya berbeda.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Holland dan Belanda

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com