Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Lonjakan Kasus DBD Saat Pancaroba, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 21/03/2024, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet menyoroti kasus banyaknya orang yang sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit dalam beberapa waktu terakhir. 

Pengguna akun media sosial X atau Twitter @BaseAnakFK pada Jumat (15/3/2024) menyebutkan, diduga banyak pasien sakit karena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam berdarah, tifus, dan flu singapura memenuhi rumah sakit.

Pemilik akun @rgoestama mengungkapkan anaknya sakit batuk dan demam selama hampir seminggu pada Minggu (17/3/2024).

Sementara warganet lain lewat akun @fikrhmn pada Selasa (19/3/2024) menyebut banyak orang di sekitarnya mengalami batuk, pilek, demam, pusing, dan bersin-bersin.

Lantas, benarkah terjadi lonjakan pasien dalam beberapa waktu terakhir ini, apa penyebabnya?

Baca juga: Waspada Peningkatan Kasus DBD, Ini Gejala Demam Berdarah Dengue


Peningkatan pasien di rumah sakit

Dikutip dari Tribunnews Bogor, RSUD Ciawi, Kabupaten Bogor melaporkan peningkatan jumlah pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Maret 2024.

Kepala Subbagian Umum RSUD Ciawi, Waseso menyatakan, sebelumnya hanya ada 19 pasien DBD pada Januari 2024. Jumlah itu bahkan berkurang menjadi 12 orang pada bulan Februari.

Namun pada bulan Maret, angka kasus DBD kembali meningkat menjadi 35 pasien.

Terpisah, peningkatan kasus DBD juga terjadi di RSUD Cibabat, Cimahi, Jawa Barat. Total ada 31 pasien DBD hingga Maret 2024.

"Pasien yang dirawat itu terdiri dari pasien dewasa 9 orang dan pasien anak 15 orang. Kalau pasien meninggal ada 2 orang dewasa pada Januari karena ada komorbid," ujar Wakil Direktur Pelayanan RSUD Cibabat Ars Agustiningsih, dikutip dari Tribunnews.

Pihaknya menyebutkan, dibandingkan tahun lalu, hanya ada tujuh pasien DBD yang dirawat pada periodeMaret 2023.

Sementara itu, kasus DBD di Kabupaten Bangli Provinsi Bali juga naik 65 persen dibandingkan akhir Maret 2023. Saat ini, tercatat ada 119 kasus DBD per Maret 2024.

"Walaupun jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangli naik hingga 65 persen dibanding posisi Maret 2023, tapi syukurnya tidak ada pasien DBD yang sampai meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Arsana, dilansir dari Antara.

Pada Maret 2023 tercatat ada 32 kasus DBD di Bangli. Sementara Maret 2024 ada 33 kasus.

Baca juga: Daftar Penyakit Kronis yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Penyebab jumlah orang sakit meningkat

Ilustrasi pasien DBD. Ilustrasi pasien DBD.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi adanya peningkatan jumlah penderita DBD pada Maret 2024.

"Ada peningkatan kasus (DBD). Kita pantau penyakit yang sifatnya akan berpotensi wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB)," ujarnya saat dikonfimasi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Nadia belum mengungkapkan data kasus DBD di Indonesia per Maret 2024. Namun, dia menjelaskan kondisi ini terjadi karena beberapa hal.

Menurutnya, musim pancaroba atau peralihan musim hujan ke musim panas disertai curah hujan tinggi tapi Matahari bersinar terik membuat daya tahan tubuh menurun. Ini membuat banyak orang mudah sakit.

Selain itu, bakteri dan virus akan lebih mudah berkembang dengan situasi iklim yang berubah-ubah antara panas dan hujan. Akibatnya, penyakit mudah menyerang manusia.

Untuk menjaga kesehatan, Nadia mengimbau agar masyarakat memastikan kondisi tubuh dalam keadaan baik.

"Tidak jajan sembarangan. Pastikan praktik cuci tangan dijalankan dengan baik. Kalau batuk pilek, pakai masker," tegasnya.

Baca juga: Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com