Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kondisi Banjir Pantura, 7 Daerah di Jateng Masih Terendam

Kompas.com - 19/03/2024, 22:43 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutksan, tujuh kota/kabupaten di pantai utara (Pantura) Jawa Tengah masih dilanda banjir per Selasa (19/3/2024) malam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir atau bencana hidrometeorologi basah terjadi di Pantura akibat cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang terjadi di wilayah Jawa Tengah sejak Rabu (13/3/2024).

"Sejumlah wilayah Kabupaten/Kota telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor," ujar Aam melalui keterangan resmi BNPB.

Hingga Selasa (19/3/2024) malam, diketahui wilayah Grobogan, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Jepara, dan Pekalongan masih tergenang banjir.

Berikut kondisi terkini banjir yang melanda berbagai wilayah di Pantura Jawa Tengah.

Baca juga: Simak, Ini Pengalihan Lalu Lintas Imbas Banjir di Perbatasan Demak-Kudus


Banjir Grobogan

Banjir di Kabupaten Grobogan terjadi sejak Rabu (13/3/2024) dan belum surut hingga Selasa (19/3/2024). Banjir terjadi akibat banjir kiriman dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur.

Banjir berdampak terhadap 113 desa yang berada di 13 kecamatan. Sebanyak 6.746 rumah dan 65 fasilitas pendidikan terendam air. Sementara empat tanggul sungai jebol.

Saat ini, banjir dengan ketinggian kurang lebih antara 10-20 cm masih menggenangi Desa Putat Kecamatan Purwodadi serta Desa Lemah Putih, Karangsari, dan Kronggen Kecamatan Brati.

Banjir juga masih menggenangi area persawahan seluas 26,33 Ha. Sebanyak satu rumah mengalami kerusakan berat dan delapan rumah rusak ringan akibat kejadian ini.

Meski begitu, 667 warga yang mengungsi di fasilitas umum setempat dikabarkan sudah kembali ke rumah masing-masing. Terdapat dua dapur umum yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan warga.

Banjir Pati

Kabupaten Pati juga dilanda bajir sejak Rabu (13/3/2024) dan masih belum surut hingga Selasa (19/3/2024).

Banjir disebabkan hujan dengan intensitas sedang atau tinggi dan cuaca ekstrem melanda Pati. Akibatnya, air sungai di wilayah tersebut meluap.

Sebanyak 36 desa di sembilan kecamatan terdampak bencana ini. Per Senin (18/3/2024) sore, genangan air setinggi 20-70 cm masih melanda delapan kecamatan yakni Gabus, Kayen, Juwana, Jakenan, Sukolilo, Tambakromo, Pati, dan Dukuhseti.

Luapan air sungai merendam 6.164 rumah, 114 fasilitas umum, dan 7.071 Ha lahan. Diperkirakan bencana ini mengakibatkan kerugian sebesar Rp 5,5 miliar.

Banjir juga membuat 19.483 warga terdampak bencana. Sebanyak 451 jiwa bahkan terpaksa mengungsi dari rumahnya. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati berupaya memberikan logistik bagi warga terdampak. Namun, pendistribusiannya cukup terhambat akibat kondisi di lapangan.

Baca juga: Daftar Kabupaten/Kota di Jateng yang Dilanda Banjir akibat Bibit Siklon Tropis

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com