Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Deteksi Siklon Tropis Megan di Sekitar Indonesia, Wilayah Mana yang Terdampak?

Kompas.com - 17/03/2024, 19:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan Siklon Tropis Megan pada Sabtu (16/3/2024) pukul 19.00 WIB.

Siklon Tropis Megan berada di Teluk Carpentaria, Australia sekitar 710 kilometer sebelah selatan barat daya Merauke.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, Siklon Tropis Megan berasal dari Bibit Siklon Tropis 94S.

“Jenis sikolon ini diberi nama Megan oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Darwin, Australia karena masuk ke wilayahnya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/3/2024).

Baca juga: Daftar Kabupaten/Kota di Jateng yang Dilanda Banjir akibat Bibit Siklon Tropis


Menurutnya, Siklon Tropis Megan dalam 24 jam ke depan diprediksi mempunyai kekuatan 65 knots atau 120 km/jam dengan tekanan 975 hPa.

Selain itu, siklon jenis ini juga diperkirakan akan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Meski demikian, Guswanto mengungkapkan, siklon tropis jenis ini mempunyai dampak tidak langsung di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca juga: BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 17-18 Maret 2024

Dampak Siklon Tropis Megan di Indonesia

Ia menuturkan, dampak dari Siklon Tropis Megan ini berupa potensi hujan dengan intensitas lebat hingga angin kencan. 

Simak rinciannya:

  • Hujan intensitas sedang hingga lebat:
    • Nusa Tenggara Barat (NTB)
    • Nusa Tenggara Timur (NTT)
    • Maluku.
  • Angin kencang lebih dari 25 knots:
    • Jawa Timur
    • Bali.
  • Gelombang setinggi 1,25-2,5 meter (Moderate Sea):
    • Laut Banda, Maluku
    • Selat Wetar, Maluku
    • Perairan Kepulauan Leti hingga Tanimbar, Maluku
    • Perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, Maluku
    • Perairan Amamapare-Agats
    • Perairan Yos Sudarso, Papua
    • Perairan Merauke, Papua.
  • Gelombang setinggi 2,5-4 meter:
    • Laut Arafuru, Maluku.

Baca juga: BMKG: 3 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Tiga siklon tropis lain

Selain Siklon Tropis Megan, BMKG sebelumnya juga mendeteksi tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia, yaitu 91S, 94S, dan 93P.

Guswanto menjelaskan, bibit Siklon 91S membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) dan menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin dari 25 knot (low level jet), dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Adapun wilayah yang terkena dampak dari bibit Siklon 91S adalah sekitar Samudera Hindia selatan pulau Jawa hingga NTB.

Sementara, bibit Siklon 94S membentuk daerah konvergensi memanjang di Australia bagian utara.

Jenis siklon ini juga ikut menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot (low level jet) dari Laut Banda dan Laut Timor hingga Australia bagian utara.

Siklon tersebut diperkirakan akan menginduksi Samudera Hindia selatan di daerah NTT hingga Australia bagian utara.

Tak hanya itu, BMKG menemukan daerah konvergensi lain yang memanjang dari Samudera Hindia barat daerah Bengkulu hingga Banten dan selatan Laut Arafura.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi/low level jet tersebut," jelas Guswanto.

Baca juga: Pulau Jawa Disebut Hilang Tertutup Awan karena Siklon, Sampai Kapan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com