KOMPAS.com - Kutu kucing tidak boleh dibunuh dengan cara ditekan sampai mati. Sebab cairan tubuh dari kutu kucing mengandung bakteri yang dapat menempel di jari.
Cairan pada kutu kucing bisa berbahaya bagi kesehatan, salah satunya karena bisa menyebabkan tifus.
Baca juga: 11 Cara Membasmi Kutu Kucing di Rumah, Apa Saja?
Dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo mengatakan, kutu kucing jangan dibasmi dengan cara ditekan hingga mati.
"Semua jenis kutu, tungau, caplak, pinjal, yang orang awam menyebut kutu kucing sebenarnya pinjal, tidak direkomendasikan dibunuh dengan ditekan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).
Slamet menjelaskan, pinjal atau kutu kucing memang akan mati saat ditekan. Beda dari pejantan, kutu betina gravid atau menggendong telur di dalamnya.
Saat kutu betina tersebut dipites, telur di dalam tubuhnya tidak pecah. Namun, kutu itu akan menetas dan berkembang menjadi larva di lingkungan sekitarnya.
Lama-kelamaan, kutu ini akan bertambah dewasa. Saat sudah dewasa, kutu tersebut kemudian naik ke tubuh kucing di dekatnya dan kembali berkembang biak.
Menurut Slamet, siklus ini akan terjadi berulang-ulang. Kucing tidak benar-benar berhenti merasa gatal karena kutu tersebut tetap akan kembali menyerangnya.
Baca juga: 10 Tanda Anak Kucing Terkena Kutu dan Cara Mengatasinya
Lebih lanjut, Slamet menerangkan, flea borne typhus diseases merupakan penyakit demam tifus yang timbul akibat bakteri di tubuh manusia.
"Penyakit tifus bakterial yang ditularkan oleh pinjal/flea (kutu kucing)," kata dia.
Disebutkan, penyakit flea-borne typhus menyerang kesehatan manusia saat kutu kucing mengisap darah hewan berbulu tersebut yang terinfeksi bakteri Rickettsia typhi penyebab tifus.
Kucing juga dapat tertular bakteri tersebut dari kutu yang membawa bakteri penyebab tifus.
"Bila pinjal menghisap darah kucing yang terinfeksi bakteri penyebab tifus, dan kemudian menggigit/menghisap darah manusia, saat mengisap darah itulah bakteri ditularkan ke manusia," ungkapnya lagi.
Slamet menilai, cara penularan ini mirip penularan nyamuk Aides aegypti penyebab malaria. Nyamuk akan mengisap darah pasien malaria dan menularkan malaria ke orang lain yang digigitnya.
Meski begitu, dia menyatakan pinjal yang menularkan flea borne typhus hanya terjadi kalau serangga kecil itu membawa bakteri Rickettsia typhi.
"Yang sampai saat ini kejadian lebih banyak terjadi di Amerika daripada di Asia Tenggara," lanjut dia.
Baca juga: Apakah Kutu Kucing Bisa Menular ke Manusia? Ini Kata Dokter