Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Jadi Negara dengan Biaya Membesarkan Anak Termahal di Dunia

Kompas.com - 29/02/2024, 06:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China menjadi negara termahal di dunia untuk membesarkan anak, menurut YuWa Population Research Institute.

Biaya membesarkan anak di China bahkan lebih mahal dibandingkan Amerika Serikat dan Jepang.

Riset tersebut menemukan, rata-rata biaya membesarkan anak di China hingga usia 18 tahun sebesar 538.000 yuan China atau sekitar Rp 1,17 miliar, dikutip dari The Guardian.

Angka ini 6,3 kali lipat lebih besar dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita negara itu.

Untuk anak-anak yang dibesarkan di wilayah perkotaan, biaya rata-rata meningkat menjadi 667.000 yuan China atau sekitar Rp 1,45 miliar.

Di Australia, para peneliti menemukan bahwa biaya membesarkan anak 2,08 kali lebih tinggi dari rata-rata PDB per orang.

Baca juga: Warga China Enggan Punya Anak karena Biaya Hidup Tinggi


Berdampak pada angka kelahiran

Di sisi lain, China menjadi negara urutan kedua sebagai negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, setelah Korea Selatan.

“Alasan-alasan seperti tingginya biaya melahirkan anak dan kesulitan bagi perempuan untuk menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan, rata-rata kemauan kesuburan masyarakat China hampir merupakan yang terendah di dunia,” tulis peneliti.

Sementara itu, pada 2010-2018, waktu mingguan yang dihabiskan orangtua untuk membantu pekerjaan rumah anak usia sekolah dasar meningkat dari 3,67 jam menjadi 5,88 jam.

Para ibu pun cenderung kehilangan jam kerja sekaligus waktu senggangnya akibat membesarkan anak.

Akhirnya, perempuan di China semakin cenderung menunda atau menolak peran sebagai ibu.

Baca juga: Kapal Kontainer di China Tabrak Jembatan hingga Putus, 5 Orang Dilaporkan Tewas

Punya anak disebut turunkan gaji

Mereka beranggapan, mempunyai anak akan berdampak terhadap karier dan keuangan mereka.

Dikutip dari CNN, perempuan yang memiliki anak mungkin mengalami penurunan gaji sebesar 12-17 persen.

Di sisi lain, pengorbanan untuk tidak memiliki anak menjadi hal yang lumrah dalam beberapa dekade terakhir di China.

Perempuan kini lebih berpendidikan dan mandiri secara ekonomi, dengan jumlah mereka yang mengikuti program pendidikan tinggi melebihi laki-laki.

Tak hanya itu, perempuan semakin memprioritaskan karier dan pengembangan diri mereka dibandingkan hal-hal tradisional, seperti menikah dan melahirkan.

Selain itu, biaya membesarkan anak yang tinggi menjadikan alasan perempuan di China untuk enggan memiliki anak.

Baca juga: Tren Pemurnian Darah Marak di China, Diklaim Bisa Perpanjang Umur dan Turunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com