Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Sri Safitri, ST, B.Eng (Hons), M. Eng
Head of Education Ecosystem PT Telkom Indonesia Tbk

Dr. Sri Safitri, ST, B.Eng (Hons), M. Eng adalah Head of Education Ecosystem PT Telkom Indonesia Tbk. Sebelumnya adalah Direktur Marketing Telkomtelstra, perusahaan patungan Telkom Indonesia dan Telstra Australia.
Uni Fitri, sapaannya, merupakan Doktor Manajemen Universitas Brawijaya, juga pembicara internasional dan aktif di asosiasi industri seperti ACIOA (ASEAN CIO Association) sebagai Konselor Indonesia.
Saat ini, juga menjabat Wakil Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Co-Founder Indonesia Blockchain Society (IBS), Ketua Umum Indonesia CX Professional (ICXP), Secretary General Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecedasan Artifisial (KORIKA) dan President FAST (Forum Alumni Universitas Telkom) 2021-2025.

AI dalam Pemilu 2024: Kampanye Modern hingga Susunan Regulasi Baru

Kompas.com - 28/02/2024, 10:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILU yang gembira dan damai adalah tema pemilu yang banyak digadang-gadangkan dalam proses pesta demokrasi di Indonesia tahun 2024 ini.

Meski sudah terlaksana pada 14 Februari 2024 lalu, namun perbincangan tentang pelaksanaan pemilu masih berlangsung hingga kini. Mulai dari surat kabar, media sosial, koran harian hingga TV nasional.

Pesta demokrasi kali ini memang memiliki banyak keunikan yang seru dibahas, salah satunya adalah penggunaan kecerdasan buatan - Artificial Intelligence (AI) dalam kampanye yang dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas pasangan calon peserta pemilu.

Media televisi asing, BBC News, bahkan mengangkat hal ini secara khusus dua minggu menjelang Pemilu.

Dari 287 juta jumlah penduduk di Indonesia, sebanyak 167 jutanya adalah pengguna aktif media sosial. Tidak heran jika banyak kampanye dilakukan secara masif di ranah digital.

Menurut KPU, sebanyak 53-55 persen pemilih didominasi generasi muda dengan rentan usia di bawah 40 tahun atau sebanyak 107-108 juta orang.

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) 2023 menunjukkan pemilih muda cenderung dinamis, adaptif dan responsif.

Dengan kata lain, mereka adalah pemilih yang kritis terhadap setiap gerakan kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon.

Lalu, bagaimana peran AI membantu dalam pelaksanaan pemilu kali ini?

Melihat hasil kampanye dan perolehan suara saat ini, bisa dilihat jika penggunaan AI untuk visualisasi dalam kampanye salah satu pasangan calon memperoleh respons positif dari masyarakat dan menciptakan keviralan di dunia maya.

Visualisasi yang imut menggunakan AI dan tagar di salah satu media sosial TikTok bahkan menembus angka 19 juta pelihat.

Salah satu pemilih muda menyatakan di surat kabar online nasional jika dia akan memilih salah satu pasangan calon karena terlihat ‘gemoy’ secara visual AI.

Fenomena seperti inilah yang menjadi salah satu bukti kampanye kreatif yang positif lebih dekat dengan sentimen mayoritas pemilih muda dalam pemilu 2024.

Momentum ini juga membuat penyampaian sosialisasi program lebih kreatif dan mudah diterima oleh masyarakat.

Menariknya, fenomena ini juga membuat pemilu Indonesia jadi atraktif untuk media luar negeri yang mengapresiasi kreativitas dari seluruh tim peserta pemilu di 2024 ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com