Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Psikopat Wanita Kemungkinan Lebih Banyak Dibanding Perkiraan

Kompas.com - 28/02/2024, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah psikopat mengacu pada seseorang yang tidak mengikuti norma moral masyarakat dan kurang memiliki empati serta penyesalan.

Orang yang menunjukkan sifat psikopati adalah orang yang tidak berperasaan, manipulatif, serta gemar menipu.

Dilansir dari laman Verywell Health, mereka cenderung sering melakukan tindak kekerasan, pencurian, atau penipuan untuk membuat orang lain menuruti apa yang mereka inginkan.

Tidak ada penyebab pasti dari kondisi psikopati. Namun genetika, trauma, struktur otak, paparan kekerasan selama masa kanak-kanak, dan kondisi lingkungan mungkin menjadi faktor penyebabnya.

Psikopat ada di hampir setiap budaya dan kelompok etnis. Psychology Today melaporkan, diperkirakan sekitar 1 persen pria dan 0,3-0,7 persen wanita dapat diklasifikasikan sebagai psikopat.

Kendati sebagian besar psikopat adalah pria, pakar menyebut perilaku psikopati pada wanita bisa jadi lebih banyak dari jumlah saat ini. Mengapa demikian?

Baca juga: Ada di Sekitar Kita, Ini Cara untuk Mengenali Seorang Psikopat


Psikopat wanita mungkin lebih sulit diidentifikasi

Pakar psikopat di dunia bisnis dari Anglia Ruskin University, Inggris, Clive Boddy mengungkapkan, ada sejumlah kecil bukti menggambarkan psikopat wanita cenderung mengekspresikan kekerasan secara verbal dibandingkan fisik.

Mereka menggunakan kekerasan yang bersifat relasional dan emosional, sehingga tampak lebih halus dan kurang kentara daripada psikopat pria. Misalnya, perilaku menyebarkan rumor dan kebohongan demi keuntungan pribadi.

"Perilaku psikopat wanita tampaknya cukup halus dan kurang kentara dibandingkan psikopat laki-laki dan oleh karena itu mereka tidak begitu diidentifikasi," kata Boddy, dikutip dari The Guardian, Senin (26/2/2024).

Akibatnya, data jumlah wanita dengan psikopati juga cenderung lebih rendah dibandingkan psikopat pria.

Boddy mengatakan, bagian dari penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi psikopat, yang dikenal sebagai Skala Psikopati Laporan Diri Levenson (LSRP), condong ke arah identifikasi gangguan tersebut pada pria dibanding wanita.

LSRP merupakan skala untuk mengukur kondisi psikopati primer dan sekunder pada seseorang.

Psikopati primer mengacu pada individu yang sepenuhnya rasional, tidak memiliki kecemasan atau ketakutan, dan memiliki tingkat pesona interpersonal yang tinggi.

Menurut Boddy, penilaian tersebut melihat betapa tidak terikatnya emosi, egois, tidak peduli, dan manipulatifnya seseorang sebagai sosok psikopat primer.

Sementara psikopat sekunder, mengarah pada individu yang cenderung menderita gairah emosional dan masalah psikologis yang intens. Kelompok ini cenderung gegabah, impulsif, emosional, cemas, agresif, dan merusak diri sendiri.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com