Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Dulu Anggap Bansos Bukan Pendidikan yang Baik bagi Masyarakat...

Kompas.com - 26/02/2024, 17:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyaluran bantuan sosial (bansos) kerap diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai solusi instan untuk meringankan beban masyarakat.

Beberapa waktu lalu, Jokowi membagikan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram (kg) untuk membantu masyarakat di tengah lonjakan harga beras.

Menurut Jokowi, kenaikan harga beras yang diklaim imbas perubahan iklim ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di berbagai negara lain.

"Jadi kenapa pemerintah memberikan beras sepuluh kilo? Karena kita tahu harga beras di seluruh negara sekarang naik," ujarnya di Tangerang Selatan, dikutip dari Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Daftar Bansos dan BLT yang Cair pada Maret 2024


Bansos dinilai jadi solusi menjaga daya beli masyarakat

Sebelumnya, Jokowi juga membagikan bantuan langsung tunai (BLT) dalam rangka fenomena El Nino sebesar Rp 400.000 untuk dua bulan, November hingga Desember 2024.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, BLT EL Nino rencananya akan dilanjutkan hingga Juni 2024.

"Untuk jaga daya beli masyarakat yang namanya bantuan pangan beras dan dulu namanya bantuan El Nino, kita sudah sepakat kemarin lapor Bapak Presiden setuju untuk dilanjutkan kembali," tutur dia, dilansir dari Kompas.com, Rabu (10/1/2024).

Pada September 2022, Jokowi juga sempat menginstruksikan pemberian bantalan sosial tambahan dalam bentuk BLT.

Bantuan kepada 20,65 juta warga Indonesia tersebut digelontorkan sebagai pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), seiring kenaikan harga Pertalite dan Biosolar.

"Kita telah memulai pembagian BLT BBM yang diberikan kepada masyarakat selama empat bulan, per bulannya diberikan Rp 150.000, jadi totalnya Rp 600.000," ungkap Jokowi saat itu.

Presiden ketujuh Republik Indonesia itu juga rutin memberikan bansos reguler melalui program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai (BPNT).

Namun, masifnya pembagian bansos di era pemerintahan Jokowi ini justru berbanding terbalik dengan pernyataannya ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2013.

Baca juga: Sindir Politisasi Bansos, Anies: Bukan Memberikan Bansos untuk Kepentingan yang Memberi

Jokowi dulu sebut bantuan tunai pendidikan tidak baik

Ilustrasi bansos era Jokowi. Dulu, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sempat mengatakan ketidaksetujuan terhadap program bansos tunai.Ilustrasi bansos Ilustrasi bansos era Jokowi. Dulu, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sempat mengatakan ketidaksetujuan terhadap program bansos tunai.

Kala itu, Jokowi mengaku tidak setuju dengan pemberian bantuan sosial tunai bernama Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (17/6/2013), bantuan tersebut diluncurkan akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Halaman:

Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com