ALKISAH suatu hari Thomas Alva Edison menyambangi kantor. Ia meletakkan mesin kecil di atas meja dan kemudian memutar engkolnya.
Peristiwa yang terjadi pada 1877 itu amat membekas dan kemudian menjadi bagian sejarah paten dunia.
Mesin yang diperagakan Thomas Edison tersebut kemudian mengeluarkan suara. Menanyakan kesehatan, bertanya bagaimana menyukai fonograf, memberi tahu bahwa alat tersebut sangat bagus, dan menyampaikan ucapan selamat malam yang ramah.
Peristiwa itu adalah awal perjalanan invensi paten fonograf, sebagai alat perekam suara yang sangat menakjubkan di mana suara bisa disimpan setelah ditangkap oleh silinder.
Momen bersejarah itu dilaporkan Scientific American 22 Desember 1877, dan dikutip Kembali oleh Doug Boilesen delam publikasinya “Scientific American publishes "The Talking Phonograph" 2017.
Dilansir portal This Day In History: “1878 Thomas Edison patents the phonograph” bahwa Thomas Edison diganjar mendapatkan Paten AS No. 200.521 untuk invensi fonograf tertanggal 19 Februari 1878.
Artikel ini saya tulis dalam rangka penelitian Academic Leadership pada Pusat Studi Cyberlaw dan Transformasi Digital Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Materi ini saya bagikan juga kepada pembaca Kompas.com untuk manfaat lebih luas.
Invensi paten Fonograf saat itu tidak sekadar merupakan hal baru (new invention). Teknologi fonograf juga merupakan hal tak terduga, yang tak pernah terpikirkan bukan hanya oleh awam, bahkan oleh seorang ahli sekalipun yang kemudian bermanfaat bagi industri musik dunia.
Paten yang kemudian dikembangkan di laboratorium New Jersey itu membuat bisnis musik modern berkembang pesat.
Realitas ini juga menunjukan bahwa industri musik tak hanya melulu berurusan dengan hak cipta. Musik juga lekat dengan paten, bagian kekayaan intelektual lain berbasis teknologi.
Sebagai inventor, Thomas Edison memang luar biasa. Dikutip dari publikasi resmi Kantor Paten AS, United State Patent And Trade Mark Office (USPTO), inventor hebat itu lahir 11 Februari 1847 di Milan, Ohio.
Sejarah mencatat ia menerima lebih dari 1000 paten granted selama hidupnya. Termasuk paten legendaris atas invensi lampu pijar listrik yang mengubah pola kehidupan manusia, pemancar telepon karbon, dan proyektor gambar bergerak.
Sejarah mencatat, memang sebelum Thomas Edison menemukan fonograf sudah ada penemuan invensi alat perekam suara.
Emma Jacobs dalam artikelnya “Edison vs. Scot The complicated story behind the invention of sound recording” (31/5/ 2017) menyatakan, bahwa inventor Perancis abad ke-19 Edouard-Léon Scott de Martinville, telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan konversi ucapan menjadi teks.
Dua dekade sebelum Edison menemukan Fonograf, Scott mengklaim telah bisa menangkap suara dari udara berdasarkan invensi yang disebutnya “phonautograph”, yang instrumennya terdiri dari drum besar.