Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Thomas Alva Edison, Pengembangan Paten Industri Musik, dan AI

Kompas.com - 26/02/2024, 10:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ALKISAH suatu hari Thomas Alva Edison menyambangi kantor. Ia meletakkan mesin kecil di atas meja dan kemudian memutar engkolnya.

Peristiwa yang terjadi pada 1877 itu amat membekas dan kemudian menjadi bagian sejarah paten dunia.

Mesin yang diperagakan Thomas Edison tersebut kemudian mengeluarkan suara. Menanyakan kesehatan, bertanya bagaimana menyukai fonograf, memberi tahu bahwa alat tersebut sangat bagus, dan menyampaikan ucapan selamat malam yang ramah.

Peristiwa itu adalah awal perjalanan invensi paten fonograf, sebagai alat perekam suara yang sangat menakjubkan di mana suara bisa disimpan setelah ditangkap oleh silinder.

Momen bersejarah itu dilaporkan Scientific American 22 Desember 1877, dan dikutip Kembali oleh Doug Boilesen delam publikasinya “Scientific American publishes "The Talking Phonograph" 2017.

Dilansir portal This Day In History: “1878 Thomas Edison patents the phonograph” bahwa Thomas Edison diganjar mendapatkan Paten AS No. 200.521 untuk invensi fonograf tertanggal 19 Februari 1878.

Artikel ini saya tulis dalam rangka penelitian Academic Leadership pada Pusat Studi Cyberlaw dan Transformasi Digital Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Materi ini saya bagikan juga kepada pembaca Kompas.com untuk manfaat lebih luas.

Invensi Paten

Invensi paten Fonograf saat itu tidak sekadar merupakan hal baru (new invention). Teknologi fonograf juga merupakan hal tak terduga, yang tak pernah terpikirkan bukan hanya oleh awam, bahkan oleh seorang ahli sekalipun yang kemudian bermanfaat bagi industri musik dunia.

Paten yang kemudian dikembangkan di laboratorium New Jersey itu membuat bisnis musik modern berkembang pesat.

Realitas ini juga menunjukan bahwa industri musik tak hanya melulu berurusan dengan hak cipta. Musik juga lekat dengan paten, bagian kekayaan intelektual lain berbasis teknologi.

Sebagai inventor, Thomas Edison memang luar biasa. Dikutip dari publikasi resmi Kantor Paten AS, United State Patent And Trade Mark Office (USPTO), inventor hebat itu lahir 11 Februari 1847 di Milan, Ohio.

Sejarah mencatat ia menerima lebih dari 1000 paten granted selama hidupnya. Termasuk paten legendaris atas invensi lampu pijar listrik yang mengubah pola kehidupan manusia, pemancar telepon karbon, dan proyektor gambar bergerak.

Sejarah mencatat, memang sebelum Thomas Edison menemukan fonograf sudah ada penemuan invensi alat perekam suara.

Emma Jacobs dalam artikelnya “Edison vs. Scot The complicated story behind the invention of sound recording” (31/5/ 2017) menyatakan, bahwa inventor Perancis abad ke-19 Edouard-Léon Scott de Martinville, telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan konversi ucapan menjadi teks.

Dua dekade sebelum Edison menemukan Fonograf, Scott mengklaim telah bisa menangkap suara dari udara berdasarkan invensi yang disebutnya “phonautograph”, yang instrumennya terdiri dari drum besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com