Paten terus berkembang. Berkaca dari Paten Fonograf, tak jarang invensi baru ditemukan pada model yang mungkin memiliki kesamaan atau kemiripan fungsi dalam produk akhirnya, tetapi berbeda dari nilai guna, kecanggihan, penggunaan bahan, metode dan spesifikasi teknisnya.
Terkait dengan ukuran similaritas paten, dalam teori kita kita mengenal Doctrine of Equivalents. Doktrin ini berbicara tentang ekuivalensi klaim invensi paten seperti melakukan hal yang sama dengan cara yang sama untuk mencapai hasil yang sama.
Di AS negara gudangnya inventor dunia, doktrin ini dalam praktik diterapkan sangat hati-hati oleh pengadilan.
Karena similaritas benar-benar harus dilihat dan dikaji detail berdasarkan klaim-klaim patennya yang sangat spesifik dan detail.
Penerapan doktrin ini secara tak tepat akan berdampak menghambat pengembangan invensi yang merugikan inventor dan tingat inovasi negara,
Mesin perekam suara fonograf yang ditemukan Thomas Edison dan Edouard-Léon Scott de Martinville adalah contohnya.
Meskipun keduanya memiliki fungsi perekam suara, tetapi proses, produk akhir dan spesifikasi teknologinya sangat berbeda. Oleh karenanya kantor paten AS mengakuinya sebagai invensi baru sehingga layak diberi paten.
Sebuah invensi juga cenderung terus dikembangkan. Sehingga dimungkinkan lahirnya invensi baru di atas invensi eksisting karena ditemukannya unsur kebaruan atau unsur langkah inventif.
Untuk mengembangkan dan mempertahankan patennya, seorang inventor akan terus mengembangkan paten yang telah dimiliknya.
Klaim-klaim paten eksisting tidak jarang dikembangkan dengan klaim-klaim mandiri (independent claim) atau klaim turunannya (dependent claim) dalam invensi berikutnya, untuk menjawab kebutuhan industri.
Pengembangan paten atas paten sebelumnya di dunia lazim dilakukan, dan menjadi langkah strategis untuk menghadapi kompetitor dan tetap mendapat pelindungan invensinya berdasarkan hak ekslusif.
Demikian halnya terkait fonograf. Instrumen ini dalam industri musik terus berkembang seiring perkembangan Artificial Intelligence (AI).
Dilansir Time dalam tulisan Andrew R Chow bertajuk "AI’s Influence on Music Is Raising Some Difficult Questions" (4/12/2023), bahwa AI sudah digunakan oleh produser musik untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
AI dapat membantu mengoreksi nada vokal dan memungkinkan untuk melakukan editing dan "mixing" rekaman musik dengan lebih cepat dan murah.
Andrew lebih lanjut menyatakan, The Beatles baru-baru ini menggunakan AI untuk mengisolasi suara John Lennon dari demo tahun 1978, menghilangkan instrumen lain, dan suara sekitar untuk membuat lagu baru yang diproduksi secara murni.