Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal KA Argo Parahyangan Disebut Terus Berkurang, Terdampak Whoosh?

Kompas.com - 22/02/2024, 13:16 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan warganet yang menyebutkan, jadwal perjalanan KA Argo Parahyangan terus berkurang sejak 2019.

Hal tersebut dikatakan warganet melalui akun X @sahabat_kereta pada Rabu (22/2/2024).

Dalam unggahannya, akun tersebut menyebutkan bahwa jadwal KA Argo Parahyangan awalnya berjumlah 20 perjalanan per 1 April 2017.

KA Argo Parahyangan kemudian mengalami penambahan jadwal menjadi 28 perjalanan per 1 Desember 2019.

Namun, jadwal kereta tersebut terus berkurang dari 24 perjalanan per 10 Februari 2022 hingga delapan perjalanan per 24 Januari 2024.

Lantas, benarkah PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengurangi jadwal perjalanan KA Argo Parahyangan?

Baca juga: Jadwal Tambahan Kereta Cepat Whoosh untuk Keberangkatan 8 Februari

Jawaban KAI

Vice President (VP) Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan, terjadi pembatalan beberapa perjalanan KA Argo Parahyangan sejak 24 Januari 2024.

Hal tersebut dilakukan bersamaan dengan peluncuran tiga KA baru, yakni KA Papandayan (Gambir-Garut PP), KA Pangandaran (Gambir-Banjar PP), dan KA Malabar (Bandung-Malang PP) keberangkatan pagi.

"Pengurangan operasional perjalanan ini karena adanya rerouting beberapa perjalanan KA Argo Parahyangan (Gambir-Bandung PP) menjadi KA Papandayan (Gambir-Garut PP) dan KA Pangandaran (Gambir-Banjar PP) sehingga relasinya menjadi lebih panjang. Dan [penambahan perjalanan KA Malabar Pagi (Bandung-Malang)," ujar Joni kepada Kompas.com, Kamis (22/2/2024).

Joni menjelaskan, kereta-kereta tersebut diluncurkan untuk memperluas pangsa pasar dengan rute-rute potensial yang menarik untuk wisata.

KAI juga berharap penambahan beberapa kereta baru dapat mengembangkan potensi wisata di Jawa Barat.

Baca juga: Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Terbaru Mulai 3 Februari 2024

Jadwal KA Argo Parahyangan berkurang karena Whoosh?

Terkait keberadaan Kereta Cepat Whoosh yang memiliki rute sama dengan KA Argo Parahyangan dari Jakarta-Bandung, Joni menjelaskan, dua mode transportasi ini saling melengkapi satu sama lain.

Menurutnya, keberadaan KA Argo Parahyangan dan Whoosh memberikan alternatif pilihan bagi pengguna kereta karena segmentasinya berbeda.

"Masyarakat bisa memilih Whoosh bagi yang membutuhkan waktu tempuh yang lebih cepat dengan persambungan KA Feeder ke stasiun Bandung," jelas Joni.

"Sedangkan untuk ingin menempuh perjalanan dengan kelonggaran waktu yang lebih lama dan bisa menikmati panorama secara maksimal sepanjang perjalan dari Jakarta Pusat langsung menuju jantung kota Bandung bisa memilih Argo Parahyangan," pungkasnya.

Baca juga: Update 4 Tempat Wisata di Bandung yang Bisa Diakses Gratis dengan Tiket Whoosh, Total Jadi 10 Destinasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com