Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harta Karun Berusia 3.000 Tahun yang Ditemukan di Spanyol Ternyata Tak Berasal dari Bumi

Kompas.com - 18/02/2024, 07:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah harta karun kuno berupa perhiasan logam yang berusia 3.000 tahun dan ditemukan di Spanyol, ternyata membawa rahasia yang menarik.

Beberapa benda dari harta karun Villena yang terdiri dari 59 benda berlapis emas tersebut disinyalir terbuat dari bahan yang berasal dari luar planet Bumi.

Karenanya, harta karun Villena menjadi salah satu penemuan artefak emas terpenting yang berasal dari Zaman Perunggu di Semenanjung Iberia.

Di antara harta karun tersebut, ada dua benda yang menonjol karena komposisi dan asal-usulnya yang unik.

Kedua benda tersebut adalah gagang pedang berlapis emas dan gelang terbuka, yang sama-sama terbuat dari bahan besi.

Barang-barang tersebut ditemukan oleh seorang arkeolog bernama Jose Maria Soler dan rekan-rekannya pada Desember 1963 saat menggali Rambla del Panadero, dasar sungai kering yang terletak tujuh mil dari Villena di provinsi Alicante, dikutip dari Science Times.

Baca juga: 4.860 Koin Abad Pertengahan Ditemukan oleh Detektor Logam di Romania


Harta karun berasal dari logam luar angkasa 

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Museum Arkeologi Nasional, Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah dan Dewan Riset Nasional Spanyol mengungkapkan, benda-benda logam tersebut tidak terbuat dari logam besi Bumi, namun dari logam yang berasal dari meteorit yang jatuh ke Bumi sekitar satu juta tahun yang lalu.

Para peneliti menggunakan spektrometri massa untuk menganalisis jejak paduan besi-nikel pada obyek tersebut dan memastikan bahwa jejak tersebut cocok dengan komposisi logam meteorit.

Tak hanya itu, para penelitu juga membandingkan benda-benda tersebut dengan contoh artefak logam meteorit lain yang diketahui dari budaya kuno, seperti belati Tutankhamun dari Mesir dan pisau ulu Suku Inuit dari Greenland, dilansir dari Times of India, Jumat (15/2/2024).

Baca juga: Logam Berat Ditemukan di Sejumlah Merek Cokelat Hitam, Termasuk Hersheys

Menjadi logam pertama dan tertua dari Zaman Perunggu

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Trabajos de Prehistoria menunjukkan, penemuan tersebut merupakan benda logam meteorit pertama dan tertua yang ditemukan di Semenanjung Iberia, dan berasal dari Zaman Perunggu Akhir (1400-1200 SM).

Menurut para peneliti, logam tersebut diperoleh dari meteorit yang jatuh di dekat lokasi harta karun, dan masyarakat setempat menggunakannya untuk membuat barang-barang bergengsi dan simbolis.

Perpaduan emas dan logam pada benda-benda tersebut membawa nilai budaya dan sosial yang signifikan lantaran melambangkan kombinasi dua bahan langka dan berharga, satu dari Bumi dan satu lagi dari langit.

Para peneliti percaya bahwa benda-benda ini mungkin milik suatu komunitas, bukan milik individu, dan mungkin disembunyikan sebagai harta karun untuk tujuan perlindungan atau ritual.

Penemuan benda-benda tersebut juga dapat memberikan pencerahan baru tentang sejarah dan budaya Zaman Perunggu di Semenanjung Iberia.

Selain itu, hal ini juga dapat mengungkap keberadaan tradisi metalurgi yang menggunakan material dari luar Bumi.

Ditemukan di kotamadya Villena, temuan arkeologis yang luar biasa ini tidak hanya menampilkan kecemerlangan artistik dan keahlian metalurgi dari peradaban kuno, namun juga menggambarkan ketertarikan manusia akan hal-hal yang tidak diketahui dan bersifat surgawi yang sudah berlangsung dari zaman dulu.

Baca juga: Daftar Lengkap 42 Uang Rupiah yang Ditarik dari Peredaran, Terbaru 3 Pecahan Koin Logam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com