Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Jerawat Batu Dipencet? Ini Saran dari Dokter

Kompas.com - 17/02/2024, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang mengeluhkan soal sakitnya jerawat batu yang dipencet, mendapat banyak komentar dari warganet.

Unggahan tersebut berupa foto yang ditayangkan via akun X (dahulu Twitter) @ohmybeautybank pada Jumat (16/2/2024).

Dalam foto di unggahan, tampak jerawat berwarna merah muda yang berukuran cukup besar di bagian dagu.

BAYANGKAN! lagi jerawat batu segede gini, gua hati-hati banget tiap double cleansing. Eh, malah dipencet sama orang, SAKIT BANGET SAKIT,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Hingga Sabtu (17/2/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 15.700 kali dan mendapatkan puluhan komentar dari warganet.

Lantas, bolehkah jerawat batu dipencet?

Baca juga: Ramai Unggahan soal Kulit Wajah Bertekstur, Ini Kata Dokter

Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Ismiralda Oke Putranti mengungkapkan, jerawat batu adalah salah satu jenis jerawat yang parah dan biasanya terasa menyakitkan.

Jerawat batu diistilahkan untuk jerawat tipe nodulokistik yang berukuran besar,” ujar Ismiralda saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Biasanya, kata dia, jerawat batu atau jerawat kista ini lebih sering disebabkan karena faktor hormonal, terutama hormon androgen.

Selain hormonal, berbagai faktor juga bisa memicu tumbuhnya jerawat batu tersebut, terutama jika tidak segera ditangani.

“Juga sering muncul pada orang dengan jenis kulit berminyak, penggunaan kosmetik atau perawatan kulit yang tidak sesuai dengan jenis kulitnya (komedogenik), cuaca yang lembap, stres fisik maupun psikogenik serta higiene sanitasi yang kurang,” ungkapnya.

Ismiralda menambahkan, jerawat seperti itu bisa tumbuh di bagian kulit mana saja, selain di area dagu.

Baca juga: Ramai soal Kulit Wajah Terlihat Berlubang, Apa Penyebabnya?

Jerawat batu tak boleh dipencet

Ia menegaskan, jerawat tipe ini tidak boleh dipencet sendiri, apalagi jika kondisi tangan dalam keadaan kotor karena bisa memperparah infeksi.

Jerawat kista jika dimanipulasi menyebabkan kantong kista di dalamnya pecah dan justru akan memperparah reaksi peradangannya,” ucap dia.

Ia menyarankan, sebaiknya segera ke dokter kulit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Saat ditangani ahli, maka bisa meminimalkan risiko terjadinya bopeng pada bekas jerawat.

“Pengobatan bisa berupa pemberian obat topikal maupun oral dan dikombinasikan dengan prosedur tindakan medis tertentu yang memang diperlukan,” tutur Ismiralda.

Baca juga: Lebih Baik Cleansing Oil atau Micellar Water untuk Bersihkan Kulit Wajah? Ini Penjelasan Dokter

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com