Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 14 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak 2024, Gratis!

Kompas.com - 09/02/2024, 10:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah jenis vaksin untuk imunisasi anak dari 11 menjadi 14 jenis antigen.

Penambahan ini bertujuan untuk menguatkan upaya preventif di layanan kesehatan primer, sehingga melindungi masyarakat dari penyakit.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, program nasional seperti imunisasi harus dilakukan sepenuhnya.

Apalagi, Kemenkes telah menargetkan 95 persen anak Indonesia harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Menurutnya, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mendekati angka target nasional. Namun, masih ada daerah yang jauh dari target imunisasi dasar lengkap.

"Memang, 95 persen anak-anak kita harus sudah mendapatkan imunisasi. Maka dari itu, kita perluas untuk imunisasi menjadi 14 antigen dan itu sudah nasional," ujar Maxi kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Kapan dan Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin HPV Gratis?


Daftar vaksin untuk imunisasi anak

Terdapat tiga tambahan jenis vaksin, yaitu Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk kanker, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk diare.

Kemenkes juga memberikan imunisasi polio suntik dosis kedua atau IPV 2 untuk memperkuat perlindungan anak dari penyakit polio.

Dengan demikian, 14 jenis vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin anak meliputi:

  1. Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB)
  2. DPT-HB-Hib untuk penyakit difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b.
  3. Hepatitis B untuk penyakit hepatitis B
  4. MMR untuk campak, rubella, dan penyakit gondongan
  5. MR untuk campak dan rubella
  6. OPV (vaksin polio tetes) untuk polio
  7. IPV dan IPV 2 (vaksin polio suntik) untuk polio
  8. TT untuk penyakit tetanus
  9. DT untuk penyakit difteri dan tetanus
  10. TD untuk penyakit difteri dan tetanus
  11. Japanese Encephalitis (JE) untuk penyakit radang otak
  12. HPV untuk kanker leher rahim
  13. PCV untuk pneumonia
  14. Rotavirus untuk diare.

Baca juga: Tiap Anak Bakal Punya Sertifikat Imunisasi Elektronik di PeduliLindungi

Berikut informasi tambahan vaksin baru untuk imunisasi anak:

1. HPV untuk kanker serviks

Seorang anak mendapatkan suntikan vaksin Human Pamillomavirus (HPV) saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) di SDN 11 Pagi, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (4/10). Kegiatan ini untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kanker serviks. TRIBUNNEWS/HERUDINHERUDIN Seorang anak mendapatkan suntikan vaksin Human Pamillomavirus (HPV) saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS) di SDN 11 Pagi, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (4/10). Kegiatan ini untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kanker serviks. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kanker serviks atau leher rahim merupakan kanker yang dapat dicegah melalui program imunisasi HPV.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, sebanyak lebih dari 103 juta perempuan berusia 15 tahun ke atas di Indonesia berisiko terkena penyakit kanker serviks.

Sekitar 36.000 perempuan terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya dengan sekitar 70 persen di antaranya berada pada stadium lanjut.

Maxi mengatakan, vaksin HPV diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks.

"Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Tolong sampaikan kepada masyarakat, terutama yang memiliki anak perempuan usia 11 dan 12 tahun, untuk segera memanfaatkan program pemerintah ini," sambungnya.

2. PCV untuk pneumonia

Pneumonia merupakan satu dari lima penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV.

Imunisasi PCV telah diberikan sejak 2016 hingga 2021, mencakup seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB) serta beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Pada 2022, cakupan imunisasi PCV diperluas secara nasional dan diberikan dua kali saat anak berusia 0-11 bulan dan satu kali saat anak usia 12-24 bulan.

Baca juga: Imunisasi Rotavirus Gratis Cegah Diare Akut pada Balita, Ini Caranya

3. Rotavirus untuk diare

Ilustrasi vaksin Rotavirus.Shutterstock/joel bubble ben Ilustrasi vaksin Rotavirus.

Selain pneumonia, diare menjadi satu dari lima penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia.

Namun, penyakit tersebut dapat dicegah dengan memberikan imunisasi Rotavirus sebanyak tiga kali, yakni saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.

Rekomendasi pemberian tiga kali tersebut bertujuan guna memberikan perlindungan yang tinggi dan merata.

"Introduksi imunisasi Rotavirus memang sudah dilakukan sejak 2022, namun kita lakukan pencanangan dan perluasan secara nasional," ungkap Maxi.

4. IPV untuk polio

Untuk perlindungan anak dari polio, Kemenkes memberikan tambahan imunisasi polio suntik atau IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine) dosis kedua sejak 2022 di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Pada 2023, vaksinasi IPV diperluas secara nasional menjadi salah satu program imunisasi dasar lengkap untuk anak.

"IPV dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio," ujar Maxi.

IPV dosis kedua atau IPV 2 diberikan pada saat anak memasuki usia 9 bulan bersamaan dengan imunisasi campak rubella.

Secara bertahap, terdapat penambahan IPV 2 ke dalam jadwal imunisasi rutin, sehingga jumlah pemberian imunisasi rutin polio menjadi enam dosis.

Kombinasi enam dosis ini meliputi empat dosis imunisasi polio tetes (OPV) dan dua dosis imunisasi polio suntik (IPV).

Imunisasi polio tetes diberikan pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan. Pada usia 4 bulan, bayi juga diberikan vaksin IPV.

Sementara itu, imunisasi polio suntik pada usia 4 bulan diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib.

Imunisasi polio suntik diberikan di paha kiri, sedangkan DPT-HB-Hib pada paha kanan serta harus menggunakan alat suntik yang berbeda.

Baca juga: Macam Imunisasi Anak, Manfaat, dan Waktu Pemberiannya

Jadwal pemberian imunisasi rutin anak

Dilansir dari laman Kemenkes, imunisasi dasar harus diberikan pada bayi berusia 0 sampai 11 bulan.

Untuk mempertahankan perlindungan terhadap penyakit, maka imunisasi lanjutan harus diberikan pada anak usia kurang dari dua tahun (baduta) dan anak usia sekolah atau sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Usia Sekolah (BIAS).

Berikut jadwal pemberian imunisasi bayi dan baduta:

Umur (bulan) Imunisasi
0 Hepatitis B (HB 0)
1 BCG, OPV 1
2 DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1, Rotavirus 1
3 DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2, Rotavirus 2
4 DPT-HB-Hib 3, OPV 4, IPV 1, Rotavirus 3
9 Campak Rubella 1, IPV 2
10 Japanese Ensefalitis (JE) di wilayah endemiK
12 PCV 3
18 DPT-HB-Hib 4, Campak Rubella 2
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com