Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Pengamen di Yogyakarta Dapat Rp 500.000 Hanya dalam 6 Jam

Kompas.com - 24/01/2024, 16:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta menertibkan pengamen di Jalan Menteri Supeno, Umbulharjo, Yogyakarta pada Sabtu (20/1/2024).

Penertiban itu dalam rangka menertibkan gelandangan dan pengemis sesuai Peraturan Daerah (Perda) DIY Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis.

Namun, petugas sempat terkejut ketika mengetahui penghasilan pengamen tersebut. Pemuda itu diketahui telah mendapatkan Rp 510.000 hanya dengan 6 jam mengamen.

"Sehari dapat Rp 510.000. (Mengamennya) pakai pakaian nari-nari seperti itu," kata Kasie Pengendalian Operasional Satpol PP Yogyakarta, Yudho Bangun saat dihubungi Kompas.com lewat sambung telepon, Rabu (24/1/2024).

Saat ini, pengamen tersebut telah dibawa ke Camp Assessment Dinas Sosial (Dinsos) Yogyakarta.

Kronologi penertiban pengamen di Yogyakarta

Yudho mengatakan, pihaknya menertibkan pengamen yang menghasilkan Rp 510.000 dalam sehari itu pada Sabtu (20/1/2024) di Jalan Menteri Supeno, Umbulharjo, Yogyakarta

Saat itu, pihaknya tengah melaksanakan penertiban pengamen dan gelandangan antara pukul 08.00 sampai dengan 16.30 WIB.

"Pada saat itu kami memang sedang melaksanakan patroli rutin dan mendapati pengamen tersebut," kata Yudho.

Ketika diperiksa, pengamen tersebut diminta untuk menghitung hasil mengamennya dalam satu hari.

Uang yang dikumpulkan pengamen itu berupa koin receh mulai dari Rp 500, Rp 1.000, dan Rp 2.000. Namun, saat dihitung, penghasilannya mencapai Rp 510.000 dalam sehari.

Pengamen itu mengaku, penghasilannya diperoleh dari mengamen selama 6 jam di sekitar lokasi penertiban.

Diberikan peringatan

Menurut Yudho, pengamen tersebut sebelumnya sudah diberi peringatan untuk tidak mengamen lagi di lokasi tersebut. 

Pada saat itu pihak Satpol PP Yogyakarta hanya memberi peringatan supaya kegiatan mengamen tidak dilakukan lagi.

"Itu memang sudah pernah kami peringatkan sebelumnya. Tapi masih melakukan kegiatannya. Maka akhirnya kami bawa ke Camp Assessment Dinsos Yogyakarta," terang Yudho.

Menurutnya, pengamen itu masih melakukan kegiatan mengamen lantaran didasari kebutuhan ekonomi.

"Satu-satunya motif karena ekonomi. Karena dia merasa penghasilannya dari melakukan kegiatan itu besar," ungkap Yudho.

Baca juga: Warganet Sebut Tidak Ada Pengamen di Papua, Benarkah?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com