Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Makanan yang Bisa Menyebabkan Sembelit, Apa Saja?

Kompas.com - 21/01/2024, 11:29 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sembelit adalah masalah umum di mana seseorang kesulitan untuk buang air besar (BAB).

Dikutip dari laman Kemenkes, sembelit atau konstipasi yang membuat frekuensi BAB jadi lebih jarang dari biasanya, atau kurang dari tiga kali dalam seminggu.

Selain itu, sembelit menyebabkan tinja sulit keluar, nyeri ketika BAB, dan harus mengeluarkan tenaga untuk mengejan.

Banyak hal yang bisa menjadi penyebab sembelit, salah satunya karena mengonsumsi sejumlah makanan.

Diketahui, beberapa makanan dapat menyebabkan sembelit, terlebih jika dikonsumsi secara berlebihan.

Lantas, apa saja makanan tersebut?

Baca juga: Benarkah Konsumsi Makanan Perlu Menyesuaikan Golongan Darah?

10 makanan penyebab sembelit

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah makanan yang bisa menyebabkan seseorang menderita sembelit:

1. Makanan yang mengandung gluten

Dikutip dari HealthLine, gluten adalah protein yang ditemukan dalam biji-bijian seperti gandum, barley, atau rye.

Sebagian orang diketahui memiliki risiko lebih tinggi mengalami sembelit karena mengonsumsi gluten.

Kelompok orang yang dimaksud seperti bagi yang tidak toleran terhadap gluten, penderita penyakit celiac, sensitivitas gluten non-celiac (NCGS), dan sindrom iritasi usus besar (IBS).

2. Biji-bijian olahan

Biji-bijian olahan dan produknya seperti roti putih dapat menyebabkan sembelit jika dikonsumsi.

Hal itu karena makanan tersebut memiliki serat yang lebih rendah dibandingkan biji-bijian utuh. Hal itu kemudian menyebabkan sembelit.

Serat yang rendah itu karena dedak (mengandung serat) dihilangkan dari biji-bijian selama pemrosesan.

3. Susu sapi dan produk turunannya

Susu sapi dapat menyebabkan sembelit.FREEPIK/JCOMP Susu sapi dapat menyebabkan sembelit.
Produk susu dikenal menjadi penyebab umum seseorang mengalami sembelit, terutama pada orang-orang tertentu.

Efek tersebut umumnya terjadi pada mereka yang sensitif terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com